"Jadi penasaran apa isi perut buaya itu. Jangan-jangan ada tangan dan kaki manusia di dalamnya," celetuk sejumlah warga, Rabu (30/11/2016) siang.
Namun rasa penasaran warga, tetap saja tak terjawab. Sebab, Mang Syarif, hanya memotong kepala buaya. Bangkai buaya yang sudah terbelah dua, kemudian ditanam, tepisah. Sedangkan perut buaya, sama sekali tak dibelah oleh sang pawang.
Perintah Tokoh Agama
Kepala Desa (Kades) Kimak, Mustofa menyebutkan alasan pawang tak membelah perut buaya hitam.
"Hanya kepala yang dipotong, dan kemudian dikubur secara terpisah antara kepala dan badan buaya. Ini perintah Tokoh Agama Desa Kimak, H Ilyasak," kata Mustofa.
Karena permintaan tokoh agama pula kata Mustofa, Pawang Mang Syarif, tak mau membela perut atau menunjukan pada masyarakat apa isi perut buaya tangkapannya.
"Karena menurut tokoh agama di sini (Kimak), kalau perut buaya dibelah, dan misalnya ditemukan tangan korban, maka organ tubuh korban itu harus dikuburkan satu liang (satu makam) dengan jasad korban yang sudah lebih dulu dimakamkan, pekan lalu," katanya.
Jika itu terjadi, lanjut Mustofa, prosesnya akan rumit. Makam almarhum Sangkuriang terpaksa dibongkar kembali, hanya demi menyatuhkan organ tubuh (tangan dan pergelangan kaki kanan) korban.
"Oleh karena itu pula, tokoh agama minta agar perut buaya itu tidak perlu dibelah. Dan pihak keluarga sudah diberikan pengertian," kata Mustofa
Sebelumnya Sangkuriang alias Siankuri alias Biel (40), Warga Desa Kimak, tewas diterkam buaya saat sedang menjala ikan dan udang di Sungai Lubuk Bunter Desa Kimak Kecamatan Merawang, Senin malam (14/11) sekitar pukul 19.30 WIB.
Saat kejadian, korban menjala ikan bersama temannya, Jasimin alias Simin (28), warga Kimak.
Tubuh korban terkaman buaya itu ditemukan hampir seminggu kemudian terdampar di semak belukar, tepi kebun milik Halimah alias Bik Ciew, di Bibir Sungai Lubuk Bunter, Desa Kimak, Kecamatan Merawang, Bangka, Minggu (20/11) petang.
Kondisi jasad korban saat ditemukan sudah tak utuh lagi.
Kedua tangannya sudah hilang. Telapak kaki (pergelangan kaki) sebelah kanan tidak ada lagi (putus), dan ada beberapa luka robek di tubuh korban