Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rasa was-was tak hanya dirasakan keluarga dan kerabat penumpang pesawat M-28 Sky Truck dengan nomor registrasi B-4201 milik Kepolisian Daerah Kepulauan Riau (Polda Kepri), yang hilang kontak di perairan Kabupaten Lingga, sisi selatan Provinsi Kepri, Sabtu (3/12/2016) kemarin.
Sejumlah sahabat juga penasaran dengan kondisi penumpang pesawat yang dikabarkan tenggelam di lautan tersebut.
Salah satunya adalah sahabat Ajun Komisaris Polisi (AKP) Safran.
AKP Agus Sumaryanto mengenal Safran sebagai sosok yang baik, disiplin dan tegas.
"Saya kenal dia dari sekolah di Curug. Sosoknya disiplin, tegas dan baik. Yang diobrolkan terakhir kami bicara tentang ultah Polairud yang sebentar lagi. Nggak ada firasat apa-apa," kata Sumaryanto di rumah korban, Kelapa Dua, Depok, Minggu (4/12/2016) kemarin.
Menurutnya, Safran bertugas di penerbangan Pondok Cabe sejak 2004.
"Kemarin itu dia mau tugas ke Palembang, dia sebagai penumpang disitu tapi sebelum Batam lose contact. Dia orangnya perhatian sama teman, saya harap ada kabar baik," katanya.
Safran adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Dia memiliki seorang istri yang juga berprofesi sebagai polisi di Mako Brimob dan dua orang anak.
Paman korban, Syaiful mengenal Safran sebagai sosok yang baik dan santun.
"Kami terus berdoa semoga ada kabar baik," katanya.
Dia menambahkan terakhir bertemu Safran yakni dua minggu lalu.
"Ketemu, ngobrol-ngobrol hangat, biasa aja, saya nggak ngerasa ada firasat apa-apa. Ketemu waktu acara pesta keluarga," katanya.
Menurutnya, kepergian Safran ke Palembang karena ia akan ditugaskan disana.
"Rencana mau ke Polda Sumsel sebelumnya dia di Papua. Kemarin itu penerbangan dia dari Pondok Cabe," katanya.
Di kediaman AKP Safran tampak para tetangga, kerabat dan keluarga mendatangi rumah korban.
Mereka mendoakan dan memberikan dukungan kepada keluarga.
Istri korban, AKP Yuli menerima kehadiran tamu dan berusaha untuk tetap tegar.