News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mayat Laki-laki Telanjang Mengapung di Bebatuan Sungai Brantas

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tim SAR saat mengevakuasi mayat laki-laki telanjang di tengah aliran Sungai Brantas, tidak jauh dari Dam Blobo, Desa Sukoraharjo, Kecamatan Kepanjen.

Laporan Wartawan Surya David Yohanes

TRIBUNNEWS.COM, MALANG -  Sesosok layat laki-laki dalam kondisi telanjang tersangkut di bebatuan Sungai Brantas, sekitar 25 meter dari Dam Blobo, Dusun Blobo, Desa Sukoraharjo, Kecamatan Kepanjen, Senin (5/12/2016).

Tubuh laki-laki malang tersebut dipenuhi luka dari kepala hingga kaki.

Sosok mayat tanpa identitas tersebut diperkirakan berusia 20 tahun hingga 25 tahun dan tinggi badan sekitar 160-163 sentimeter, dan berperawakan sedang. Wajah berbentuk wajah oval dengan rambut bergelombang.

Tidak ada tanda khusus, seperti tato atau cincin yang dikenakannya.

Saat ditemukan, ada luka robek di dahi sepanjang lebih dari 10 cm.

Mayat pertama kali ditemukan oleh Laseri (63), penjaga Dam Blobo.

Temuan tersebut diteruskan ke Perangkat Desa Sukoraharjo dan Polsek Kepanjen.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Desa Sukoraharjo, Akhmad Taufiq Juniarto mengungkapkan, mayat tersebut bukan warganya. Sebab tidak ada warga yang mengenali jenazah tersebut.

“Sebelumnya juga tidak ada laporan kehilangan keluarga. Jadi kami yakin mayat tersebut bukan warga kami,” ujar Taufiq.

Kapolsek Kepanjen, Kompol Mas Achmad Sujalmo mengatakan, diduga mayat tersebut terbawa arus.

Sebab sehari sebelumnya debet Sungai Brantas tengah meninggi.

Mayat kemudian berhenti di lokasi, karena tersangkut bebatuan yang ada di tengah aliran sungai.

“Kalau luka, karakteristik Sungai Brantas kan berbatu. Kemungkinan mayatnya terbentur bebatuan sehingga timbul sejumlah luka,” ucap Sujalmo.

Kasat Reskrim Polres Malang, AKP Adam Purbantoro sepakat dengan Sujalmo. Namun untuk memastikan penyebab kematiannya, mayat tersebut akan diotopsi di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang.

“Diperkirakan korban sudah meninggal dua atau tiga hari lalu. Tapi lebih jelasnya kita tunggu hasil otopsi saja,” tegas Adam.

Adam berharap, jika ada yang kehilangan anggota keluarga untuk melihat ke Kamar Mayat RSSA. Adam juga akan mengambil sidik jari mayat tersebut, untuk dicocokan dengan dana di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.

“Kalau korban sudah pernah melakukan perekaman e-KTP, pasti datanya keluar,” tandas Adam.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini