Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Christoper Desmawangga
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Pihak sekolah dasar di Jalan P Suryanata membantah kelima siswanya menenggak minuman keras di lingkungan sekolah dan menantang guru berkelahi.
Bantahan pihak sekolah ini sekaligus meluruskan pemberitaan media harian lokal di Samarinda. Menurut pihak sekolah apa yang diberitakan media tersebut tak semuanya benar.
"Mereka (para siswa) sama sekali belum sempat menenggak alkohol tersebut, karena kedapatan duluan oleh satpam sekolah yang curiga dengan isi tas dari siswa tersebut," ucap kepala sekolah Hadijah saat konferensi pers pada Jumat (9/12/2016).
Satpam mendapatkan dari siswa tersebut sebotol besar air mineral, sebotol kecil alkhol 70 persen dan dua sachet minuman berenergi, diduga akan diracik mereka sebagai minuman keras oplosan.
"Tak benar jika mereka membawa banyak botol alkohol, mereka hanya bawa satu botol saja. Sedangkan barang bukti alkohol lainnya merupakan hasil sitaan petugas di sebuah warung yang menjual alkohol itu ke siswa," ia menambahkan.
Para siswa beralasan botol berisi alkohol akan digunakan untuk mengobat luka. Hadijah memastikan di sekolahnya tak ada pesta miras dan lima siswanya belum sama sekali menenggak miras.
Kelima siswanya masih tetap masuk sekolah untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Sebagai ganjarannya pihak sekolah menghukum mereka untuk menulis kalimat sebanyak 150 kali dan membuat surat pernyataan.
Pihak sekolah sudah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kota Samarinda. Jika terbukti mengulangi kesalahan sanksi selanjutnya menjadi wewenang Disdik.
"Mereka ini tergabung dalam sebuah geng. Dari pantauan kami mereka tidak menonjol di kelas, siswa biasa, tidak ada prestasi di bidang akademik maupun non akademik, tapi tetap kami akan membina mereka," janji Hadijah.