TRIBUNNEWS.COM, MALINAU - Pilot helikopter TNI jenis Bell 412-EP dengan nomor register HA-5166 Lettu Cpn Yohanes Syahputra yang jatuh di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara akhir November lalu ditemukan warga dalam keadaan selamat.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Ms Fadilah melalui rilisnya semalam membenarkan berita tersebut.
Di dalam foto yang beredar di media sosial tersebut, seorang pria yang diduga Yohanes duduk di kursi plastik warna hijau.
Ia terlihat mengenakan kaos dan celana pendek. Sebuah seragam khas TNI warna hijau yang tampak bersih ditutupkan di badannya. Bersamanya, ada tiga pria yang berdiri.
Helikopter TNI tersebut diketahui jatuh di wilayah Desa Long Sulit, Mentarang Ulu. Seorang staf Kecamatan Mentarang Ulu, Malinau mengunggah foto tersebut melalui Facebook. Salah satu yang diketahui meneruskannya adalah Ajang Kahang, Kepala BPMD Kabupaten Malinau.
Ketika dikonfirmasi melalui telepon selulernya, Ajang meyakini kebenaran foto tersebut. Di dalam foto yang beredar tampak seorang pria duduk dengan ditutupi seragam berwarna hijau. Ada tiga orang pria yang berdiri di sekitar pria ini. Ajang mengenali salah satu dari ketiga pria ini.
"Kalau foto ini saya yakin benar. Karena yang ada di dalam foto itu, salah satunya adalah Camat Mentarang Ulu. Namun kebenarannya apakah itu Yohanes pilot heli tersebut, perlu dicari tahu lebih lanjut," katanya.
Dari penuturan Sekretaris Desa Long Sulit Kusnadi yang ditemui Tribun Kaltim di Malinau mengaku telah mendapatkan laporan dari salah satu warga desanya. "Memang benar Lettu Yohanes ditemukan warga. Yang pertama kali menemukan adalah Doni Bernadus," katanya.
Doni menemukan Yohanes di sebuah pondok tempat beristirahat di ladang milik Kepala Desa Long Sulit.
"Tadi sekitar pukul 12.00, Doni Bernadus akan ke ladang. Sampai di ladang milik Kepala Desa, dia melihat ada orang. Saat didatangi, pria ini mengaku Kapten Yohanes," kata Kusnadi.
Saat ditemukan Doni, Yohanes terlihat masih mengenakan seragam hijaunya. "Ia masih pakai seragam lengkap. Hanya bagian celananya saja robek-robek. Tidak ada tas. Hanya bawa badan saja. Badannya kelihatan bagus saja, nggak ada lecet. Terlihat ada luka lecet bekas gigitan serangga," kata Kusnadi menirukan cerita warganya.
Doni kemudian membawa Yohanes ke Desa Long Sulit. Menggunakan ketinting, dari ladang menuju Desa Long Sulit hanya dua menit saja. Di Desa Long Sulit, Yohanes dibawa ke rumah salah satu warga, Wiliam Bias yang kebetulan kakak Kusnadi. Karena, pada saat itu, Kepala dan Sekretaris Desa Long Sulit tengah berada di Malinau.
Di rumah Wiliam inilah, Yohanes baru dapat berbicara. Setelah diberi makan, Yohanes sempat menceritakan ihwal jatuhnya helikopternya.
"Ketika heli jatuh ia sempat teriak adakah yang selamat di bawah? Ia memang mendengar ada jawaban. Namun, ia tidak mengetahui siapa karena selanjutnya ia pingsan," kata Kusnadi.
Yohanes sebenarnya sudah ada di pondok tersebut sejak Rabu (7/12). Selama di pondok itu ia hanya makan gula yang kebetulan ada di pondok itu. Ia bertahan semalam dengan makan gula.