TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Jemaah yang sedang melaksanakan salat Jumat 9 Desember 2016 kemarin sempat berhamburan saat gempa susulan terjadi.
Gempa yang dirasakan sekitar 10 detik ini membuat panik jemaah saat menjalankan salat di Masjid Tgk Dipucok Krueng Beuracan, Kecamatan Meureudu, Pidie Jaya, Aceh..
Jemaah yang terdiri dari warga, relawan hingga tim SAR gabungan sempat berdiri hingga lari ke luar masjid. Tapi, tak lama kembali lagi saat gempa sudah tak dirasakan.
Meski terjadi gempa susulan, khatib tetap melanjutkan khutbahnya.
Usai salat, jamaah berdoa untuk korban gempa yang meninggal maupun untuk keselamatan warga. Masjid Tgk Dipucok Krueng Beuracan ini terlah berusia 300 tahun. Tepatnya dibangun tahun 1622 lampau.
Dinding masjid sebelah berat sedikit mengalami kerusakan. Semantara sisi lainnya hanya retak-retak.
Sementara itu, di hadapan ratusan masyarakat Kecamatan Trienggandeng, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Presiden Joko Widodo menginstruksikan kepada jajarannya agar Masjid At-Taqarrub yang roboh segera dibangun kembali.
"Saya sudah melihat keadaan masjid At-Taarrub ini dan saya sudah putuskan masjid langsung akan dibangun kembali," ujar Presiden Jokowi di halaman Masjid At-Taqarrub, Jumat (9/12) kemarin.
Presiden Jokowi meminta kepada masyarakat setempat agar ikut membantu mendirikan Masjid At-Taqarrub bersama-sama dengan pemerintah. "Tapi kita kerjakan sama-sama ya. Mulai besok Insya Allah akan segera dibersihkan, akan segera dibangun kembali," ucap Presiden Jokowi.
Pada kesempatan yang berbeda, Presiden Jokowi membenarkan bahwa mengimbau warga untuk ikut membangun masjid dalam rangka mengingatkan pentingnya gotong-royong. "Iya. Tetap ada di Kementerian PU masuk. Tapi tetap melibatkan masyarakat untuk bergotong royong," tutur Presiden Jokowi.
Presiden yang datang di Masjid At-Taqarrub sekitar pukul 10.00 WIB kemarin itu, langsung disambut dengan nyanyian seratusan anak yang tinggal di sekitar masjid.Aksi anak-anak itu dipimpin oleh tokoh pemerhati anak, Seto Mulyadi alias Kak Seto.
"Pak Jokowi siapa yang punya, Pak Jokowi siapa yang punya, Pak Jokowi siapa yang punya, yang punya, anak Indonesia," demikian lirik lagu nyanyian anak-anak itu.
masjid itu mengalami kerusakan cukup parah. Pondasi masjid itu tampak hancur sehingga bangunan mengalami kemiringan.
Masjid yang dikunjungi Presiden Jokowi ini merupakan lokasi kedua yang dikunjungi Jokowi sebelum melanjutkan posko penampungan pengungsi di Kecamatan Meurah Dua, Pidie Jaya dan terakhir, Presiden juga akan mengunjungi gedung Pesantren Mudi Mesra, Kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireun.
Kemarin, tim SAR melanjutkan pencarian korban. Tim gabungan memfokuskan 5 titik pencarian pascagempa berkekuatan 6,4 SR di Provinsi Aceh pada Rabu lalu (7/12). Kelima titik tersebut berlokasi di Leung Putu, Mereudu, Uleeglee, Trenggading, dan Darul Ulu. Kelima lokasi ini berada di Kabupaten Pidie Jaya.
Tim SAR gabungan dipimpin oleh Basarnas berjumlah 484 personel. Tim Basarnas sendiri berjumlah 140 personel yang berasal dari beberapa wilayah, seperti Jakarta dan Jambi. Target utama pencarian reruntuhan pasar dan ruko di Mereudu.
"Upaya pencarian kami berakhir setelah tidak ada lagi laporan warga yang hilang dari masyakarat," ujar Barokna, Koordinator Komunikasi Basarnas.
Pencarian gedung menggunakan alat-alat berteknologi canggih seperti life locator, life detector, search cam, dan Pal CSSR. Hari ini Jakarta Rescue menerjunkan dua anjing pelacak untuk membantu upaya pencarian di Mereudu.
Dalam operasi pencarian, tantangan dihadapi personel SAR ketika menemui reruntuhan berjenis pancake, biasanya pada bangunan bertingkat. Terkait keamanan di lapangan, Barokna mengatakan bahwa Basarnas sebagai leading sektor pencarian dan penyelamatan menetapkan seleksi ketat dalam melibatkan relawan SAR.
Hingga kemarin --data bersifat sementara-Pos Komando Utama yang berlokasi di Pidie Jaya menyebutkan total korban jiwa meninggal dunia adalah 100 orang dan sudah berhasil diidentifikasi 92 orang yaitu di Pidie Jaya 88 jiwa, Bireuen 2, dan Pidie 2, sedangkan korban luka berjumlah 589 jiwa, dengan rincian luka berat 127 jiwa dan luka ringan 462.
Sebelumnya dilaporkan 102 orang meninggal. Namun setelah dilakukan verifikasi dalam rapat koordinasi, ternyata ada pelaporan korban dengan 2 nama berbeda pada seseorang korban sehingga terdata dua kali.
Dengan demikian total korban meninggal adalah 100 jiwa. Adanya kesalahan dalam pendataan ini adalah hal yang wajar mengingat kondisi saat darurat bencana dan belum terbangun posko tanggap darurat sehingga seringkali data dari berbagai sumber. (tribunnews/nicolas/serambi indonesia)