TRIBUNNEWS.COM, MOJOKERTO - Kendati hanya lulusan Sekolah Dasar (SD) tak membuat semangat hidup Hariyanto (34) meredup.
Malah, keinginan kuat untuk menelurkan karya orisinil dan unik bisa berbuah manis.
Itu setelah dia menciptakan lampu listrik pintar tanpa saklar, dan bisa hidup ketika dipicu nyala korek api.
Ditemui di rumahnya yang sederhana di Dusun Bulakkunci Desa Nogosari Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto, pria yang masih bujangan ini menunjukkan satu lampu pintar di atas meja tamu.
Dari tampilan luar, lampu pintar ini tak jauh beda dengan lampu teplok atau oblik yang dipakai masyarakat pedesaan.
Tampilan luar lampu adalah dari kayu jati muda tanpa saklar. Yang membedakan adalah pada bagian bawah ada lampu indikator dan kabel listrik. Sedangkan lampu yang digunakan adalah lampu pijar.
"Ide saya memang dari lampu oblik ini namun dengan memakai elektronik," ujarnya kepada Surya (TRIBUNnews.com Network), Senin (19/12/2016).
Pria yang lahir pada 1982 ini lalu menunjukkan keunikan lampu itu.
Begitu kabel dicolokkan, dia menyalakan korek gas dan mendekatkan api ke lampu.
Tiba-tiba lampu pijar itu menyala. Setelah menyala, Hariyanto lalu meniup lampu pijar itu dan lampu itu padam.
Dia lalu menyalakan lampu itu dengan nyala korek gas, dan setelah itu dia berteriak 'mati...'. Lampu itu pun padam.
"Di dalam lampu itu saya membuat rangkaian elektronik, termasuk ada sensor nyala api, udara dan suara. Lampu ini memang ide orisinil dan mungkin belum ada di Jatim," tutur anak kedua dari dua bersaudara ini.
Dia mengaku. lampu pintar yang diciptakan ini karena keahlian di bidang elektronika. Meski hanya lulusan SD, namun dia mendapat pelajaran elektronik dari ayahnya, Ali Sudirman (62).
Sejak kecil, Hari-panggilan Hariyanto memang suka melihat ayahnya bekerja sebagai tukang las dan ahli elektronik.
Karena rasa keingintahuan yang besar pada alat elektronik, Ali Sudirman lalu mengenalkan pada anaknya itu alat-alat elektronik dan membuat rangkaian.
"Karena belajar dari ayah, saya lalu paham bagaimana membuat rangkaian elektronik," ujarnya.
Kemampuannya belajar otodidak berperan ketika dia bekerja sebagai buruh di pabrik peraga pendidikan sekolah. Sebagai buruh, dia hanya mendapat gaji kecil dan cukup kebutuhan sehari-hari.
Di sinilah dia lalu berpikir membuat alat yang unik dan bisa dijual mahal.
"Pandangan saya lalu tertuju pada lampu oblik yang ada di rumah. Ide pun terlintas untuk membuat lampu unik itu," papar pria yang sehari-hari jualan sabun cair itu.
Setelah mengutak atik rangkaian elektronik dan membuat casing (tampilan) mirip bentuk lampu oblik, dia menemukan keunikan lampu itu, yakni dengan mendekatkan nyala api korek pada lampu agar menyala. Dia mengaku butuh waktu lebih dari setahun untuk menyempurnakan lampu pintar ini.
"Ketika awal membuatnya pada sekira 2012 lalu, saya baru bisa menciptakan tiga unit lampu pintar," katanya kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).
Karena lampu ini terbilang unik, maka ada pejabat yang tertarik memilikinya.
Makanya, dia lalu memberikan dua lampu pintarnya itu untuk Bupati Mojokerto, Mustafa Kamal Pasha (MKP) dan mantan Camat Pacet, Budiono.
"Saya memang tak punya modal untuk membuat dalam jumlah banyak. Yang saya miliki sekarang hanya satu unit lampu pintar ini, dan saya hargai Rp 575 ribu," paparnya.
Karena tak ada modal, maka dia hampir melupakan untuk mengembangkan lampu pintar itu. Makanya, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, dia memilih berjualan sabun cair keliling di wilayah Pacet dan Trawas setiap hari.
Dari penjualan sabun cair itu, rata-rata dia mendapat Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu per harinya. Meski begitu, cita-citanya untuk memiliki usaha yang unik ini tak surut.
"Saya tetap berusaha mencari modal agar usaha lampu pintar ini bisa berjalan," tekadnya.
Sedangkan ayahnya, Ali Sudirman mengaku bahwa dia secara disiplin mengajari anaknya bagaimana membuat rangkaian elektronika dengan benar.
"Saya selalu tekankan, kalau ingin serius maka harus berusaha dan belajar keras dan tak kalah dengan yang sudah sarjana. Ini yang membuatnya bisa menciptakan lampu unik ini. Maka, dengan ilmu yang dimiliki, ditambah modal dan ilmu pemasaran, tentu lampu pintar ini akan makin dikenal," pungkasnya. (Sudharma Adi)