Laporan Wartawan Tribun Jateng, Puthut Dwi Putranto
TRIBUNNEWS.COM, GROBOGAN - Penggusuran kompleks lokalisasi Koplak Jaran di Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, mendapat respons positif dari kalangan warga setempat.
Mereka yakin langkah pembersihan kawasan prostitusi yang telah beroperasi lebih dari 30 tahun itu akan membawa kemajuan.
"Pergaulan warga menjadi buruk karena lokalisasi Koplak Jaran penuh maksiat. Apalagi, lokasinya berada di jantung kota. Tak hanya kumuh, melainkan juga berkesan buruk bagi perkembangan dan penataan Purwodadi," kata Nur Cholis (57), tokoh masyarakat Purwodadi, Jumat (23/12/2016).
Pantauan di lokasi, puluhan bangunan permanen yang berdiri di atas lahan PT KAI seluas 3.600 meter persegi itu telah rata dengan tanah.
Hanya tersisa puing-puing bangunan.
Sejak siang hingga sore, sejumlah pemulung memunguti sisa-sisa besi dan kayu bekas konstruksi rumah bordil, tempat karaoke, dan kios minuman itu.
Ketua Paguyuban Pramuria Lokalisasi Koplak Jaran Purwodadi, Tugiyono, menjelaskan ada 110 wanita pekerja seks (PSK) yang mencari nafkah di bekas Stasiun Purwodadi itu.
Rentang usia berkisar 20-40 tahun, berdomisili di dalam lokalisasi tersebut.
Ada 35 bangunan di lokalisasi, baik rumah bordil maupun tempat karaoke.
Bangunan liar lain adalah kios pedagang nasi dan sembako.
Sekarang eks-PSK Koplak Jaran memutuskan pindah ke lokalisasi lain.
"Para PSK tadi berpamitan pindah. Ada yang pindah ke lokalisasi Gunung Kemukus Sragen, ada yang ke Gunung Botak, Grobogan," terang Yono.
Daerah asal para wanita itu beragam, antara lain Cilacap, Surabaya, Kebumen, Cilacap, Semarang, Kendal, dan Grobogan. (*)