"Waktu itu saya syok tidak bisa ngomong apa. Kasihan sekarang jari tangan anak saya putus bagian telunjuk," keluh Susrama.
Dokter bagian MOD RSUD Tabanan, dr Sri Artha Dewi, mengatakan korban menjalani operasi sekitar pukul 09.00 Wita.
Korban mengalami putus jari telunjuk kanan sebanyak dua ruas.
"Ada juga tulang patah pada bagian telapak tangan," katanya.
Susrama berharap pihak kepolisian bisa mengambil tindakan terhadap peredaran kembang api dan petasan menjelang malam pergantian tahun. Bahkan kalau bisa menghentikan penjualannya karena dapat membahayakan nyawa.
"Kadang sebagai orangtua dilema, anak minta, tidak dibelikan kasihan. Jika tidak ada yang jual mungkin anak-anak tidak akan minta," ujarnya.
Menanggapi penertiban tersebut, Kasubag Humas Polres Tabanan IPDA I Putu Oka Suyasa tidak memberikan komentarnya.
Sementara terkait musibah yang dialami Putu Sulaksana, pihaknya mengaku belum menerima laporan secera resmi.
"Infonya kejadian itu memang benar. Tapi belum ada laporan resmi," ujarnya melalui pesan singkat, kemarin.
Sebelumnya, seorang bocah asal Banjar Balingkang, Desa Songan, Kintamani, Bangli, I Kadek Ardita alias Mangun (8), juga menjadi korban petasan.
Tangan kanannya hancur setelah terkena letusan petasan yang dinyalakannya, Minggu (17/12/2016).
Mangun harus dirujuk ke RSUP Sanglah untuk menjalani operasi karena luka yang dideritanya cukup parah.