Ramlan sempat bersekolah dasar dan menengah pertama di Lubukpakam. Selepas itu merantau ke ibu kota Jakarta.
"Pernah juga pulang ke sini membawa anak anaknya," imbuh warga tadi.
Sehari setelah kematiannya, nama Ramlan keluar dari mulut mulut warga sambil asyik menyeruput kopi di warung yang bersebelahan dengan rumah orangtuanya.
Tak seperti ketika berhadapan dengan korbannya, wajah Ramlah begitu baik dengan warga kampungnya. Tak sekali dua ia membayari minuman warga.
"Kadang rokok kawannya pun dibayarinya. Memang dia enggak kasih uang. Cuma yang namanya bayarin kawan, dialah orangnya," kali ini Boru Manurung menimpali.
Beredar informasi di antara warga, kemungkinan besar jenazah Ramlan akan dimakamkan di Jakarta. Kedua orangtuanya juga meninggal dan dikuburkan di sana.