News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pengembang Bikin Puskesmas Tirto II Berantakan, Begini Reaksi Pemkab Pekalongan

Penulis: Muh Radlis
Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi Puskesmas Tirto II, Kabupaten Pekalongan terlihat berantakan. Batu bata, pasir serta alat alat bangunan berserakan di mana mana.

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Muh Radlis

TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN - Wakil Bupati Pekalongan, Arini Harimurti, akan mengecek proyek pembangunan Puskesmas Tirto II yang ditinggal kabur oleh kontraktornya.

Arini yang dikonfirmasi pada Kamis (29/12/2016) mengatakan, dia akan mengecek langsung ke Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan terkait hal tersebut.

"Kami cek dulu siapa pemborongnya," kata Arini.

Arini akan memberikan sanksi kepada pengembang yang tidak bertanggung jawab.

"Kalau memang terbukti akan ada sanksi. Sesuai aturannya denda atau blacklist," katanya.

Dari informasi yang dihimpun, puskesmas itu pernah didatangi tim Kejaksaan Negeri Kajen. Mereka telah memintai keterangan dari Kepala Puskesmas Tirto terkait pengerjaan proyek yang berhenti begitu saja.

Hingga Kamis (29/12/2016), Kepala Kejaksaan Negeri Kajen, Yeni Tri Mulyani, belum bisa dikonfirmasi.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Puskesmas Tirto II, dokter Ratna Susanti, mengatakan, kondisi puskesmas berantakan lantaran ditinggal kabur rekanan proyek.

Ratna menuturkan, kondisi itu sangat membahayakan pasien dan petugas puskesmas karena banyak bagian puskesmas yang belum terselesaikan pengerjaannya.

Di beberapa titik bahkan pembangunan tidak dilakukan sama sekali, hanya material bangunan yang ditumpuk begitu saja oleh rekanan.

"Ya begini kondisinya, sangat memprihatinkan. Rekanan yang mengerjakan kabur entah kemana," kata Ratna, Rabu (28/12/2016).

Proyek pembangunan Puskesmas Tirto II memakan anggaran APBD Pemkab Pekalongan lebih dari Rp 500 juta. "Kalau tidak Rp 650 juta atau Rp 750 juta," katanya.

Rekanan yang mengerjakan proyek itu telah menghilang sejak beberapa bulan yang lalu. Ratna tidak mengetahui detail alamat rekanan tersebut.

"Katanya rekanan itu berasal dari Batang. Ini semua berantakan, tidak berfungsi termasuk saluran airnya," sambung Ratna.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini