TRIBUNNEWS.COM - Kasus pemukulan di Club La Favela Seminyak, Bali mencuat di media sosial lewat akun Facebook bernama Denis Prisiazhniuk asal Rusia.
Ia memposting kisah temannya yang menjadi korban pemukulan seorang security, Rabu (11/1/2017).
Dalam postingan tersebut, akun Denis bercerita kasus pemukulan yang dialami temannya yang hingga kini belum diketahui identitasnya.
Bermula saat keduanya mengunjungi club tersebut, Minggu (8/1/2017).
Singkat cerita, seusai menikmati hiburan malam dan minum di club tersebut, korban kemudian meminta tagihan pembayaran kepada karyawan club sekitar pukul 02.00 Wita.
Tapi, tagihan struk yang diminta tidak diberikan oleh karyawan, malah ia diberikan kertas yang ditulis dengan tangan.
Tagihan yang diberikan juga dianggap terlalu mahal, sehingga ia meminta daftar menu yang ada pada club tersebut.
Lagi-lagi daftar menu pun tidak diberikan, lalu korban kembali meminta struk yang diinginkannya.
Ketegangan pun tak terhindarkan dan pihak sekuriti datang lalu menarik korban.
Kemudian, aksi pemukulan oleh sekuriti pun terjadi mulai pada bagian wajah hingga menendang tubuh korban yang telah dalam kondisi terjatuh.
Alhasil, postingan tersebut menyebutkan korban kini kehilangan penglihatan dan harus mendapatkan perawatan medis di sebuah rumah sakit swasta di Bali.
Postingan tersebut dibagikan nyaris menyentuh angka 1 ribu dan dilike sebanyak 800an netizen.
Beberapa jam kemudian, pihak club memposting penyesalan atas kejadian tersebut.
Bahkan pihak manajemen dalam postingannya mengaku akan bertanggungjawab sepenuhnya atas aksi pemukulan itu.
Pihak manajemen juga akan mencari dokter spesialis mata di singapura dan akan membiayai perawatan korban.
Selain itu, postingan pihak club juga akan memberikan sanksi tegas atas kejadian tersebut.
“Kita akan memberikan sanksi kepada tim (security) yang melakukan kekerasan," tandas postingan manajemen di Facebook.
Kapolsek Kuta, Kompol Wayan Sumara mengatakan pihaknya belum menerima laporan terkait dugaan kasus pemukulan tersebut.
Namun diakuinya, pihaknya sudah datang dan ke TKP dugaan pemukulan terjadi.
“Kami masih dalami, belum ada laporan resminya,” tuturnya saat dikonfirmasi Tribun Bali.(*)