“Sebelum kejadian dia sehat-sehat saja dan tidak ada masalah apa-apa dengan saya atau pun bapaknya. Saya pikir dia ketika itu mau bantu bapakya cari rumput untuk pakan ternak,” kata Suri.
Suasana haru semakin terasa ketika Dasna tiba di rumahnya.
Suami Suri dan ayah Ramiadi tersebut baru saja tiba di rumahnya dari bekerja memanjat kelapa.
Saat tiba, ia melihat petugas kepolisian, BPBD Klungkung, dan warga sudah memenuhi halaman rumahnya.
Tangis pun pecah saat ia mengetahui anaknya tewas tergantung.
Selanjutnya tubuh Dasna mendadak lemas, seolah tak percaya anaknya meninggal bunuh diri alias ulah pati.
“Tut…Ketut… Ngujang kene pemargi Ketut e … mulih Tut..mulih (Tut..Ketut...Kenapa begini kepergian Ketut... pulang Tut...pulang),” teriak haru Dasna sesaat setelah melihat putra satu-satunya meninggal dalam keadaan tergantung dan membusuk.
Sementara itu, di saat bersamaan petugas kepolisan dan BPBD Klungkung ketika itu berunding dan mencari cara untuk segera menurunkan jenazah Ramiadi.
Kondisi jenazah yang sudah membusuk dan tersangkut di ketinggian 20 meter, membuat petugas BPBD dan kepolisian mengalami kesulitan untuk menurunkan jenazah.
Setelah melakukan diskusi yang melibatkan keluarga, disepakati jenazah Ramiadi dievakuasi dengan cara menebang pohon yang memiliki tinggi lebih dari 20 meter tersebut