Laporan Wartawan Tribun Jabar, Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Pengelola Kebun Binatang Bandung membantah tudingan Yayasan Scorpion Indonesia soal koleksi beruang madu kurus dan memakan feses sendiri.
Bantahan tersebut mereka sampaikan menanggapi petisi online change.org berisi rekaman video beruang madu KBB yang dilayangkan Yayasan Scorpion Indonesia.
"Itu tidak benar, beruang itu sehat. Apakah pendapat kurus itu menunjukkan beruang tidak sehat atau kurang makan. Kondisi gemuk juga belum tentu sehat," kata Humas KBB, Sudaryo, Rabu (18/1/2017).
Sudaryo memastikan seluruh satwa di KBB diberi makan setiap harinya. Memang jadwal pemberian satu hewan dengan hewan lainnya berbeda-beda begitu juga porsinya.
Orang utan, Sudaryo mencontohkan, diberikan makan sejak pagi. Menjelang siang menu makanan orang utan berbeda. Pada sorenya petugas kembali memberi makan orang utan sebelum masuk kandang.
"Mereka ini akan tidur di kandang selama sekian jam asupannya harus cukup," Sudaryo menerangkan.
Sudah menjadi kewajiban pengelola KBB memberi makan satwa dan menjaga kesehatannya. Perilaku satwa pun harus menjadi perhatian.
"Kami memelihara satwa dan makannya harus sehat. Kesehatan cukup diperiksa dokter. Makanan khusus disediakan, buah-buahan sesuai standar satwa yang membutuhkannya," beber dia.
Sudaryo menduga rekaman video berisi beruang madu memakan feses merupakan rekayasa.
"Saya curiga ada orang suruhan melemparkan makanan ke arah kotoran lalu dipotret. Saya menduga seperti itu," kata Sudaryo.
Pengelola sudah melarang pengunjung melemparkan makanan ke kandang satwa. Hal itu pula yang membuat perilaku hewan seolah meminta makanan ke pengunjung.
"Kami tidak mungkin melakukan penjagaan satu per satu mulai dari buka sampai tutup. Lagi pula ini kan tontonan dan pengunjung juga sudah diberitahu," kata Sudaryo.
Pengelola KBB enggan mengomentari tudingan Yayasan Scorpion Indonesia. Yayasan yang sama sudah pernah mempersoalkannya tahun lalu.
"Soal beruang madu ini mereka pernah tidak langsung mengirim surat ke kami, tapi ke BKSDA, dan itu sudah kami jawab. Lagi pula BKSDA itu pembina kebun binatang. Artinya mereka sudah bisa menilai yang ada di kami," kata Sudaryo.