TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Machfud Arifin mengintruksikan anggotanya menindak tegas terhadap pelaku tindak kejahatan peredaran narkoba.
Narkoba merupakan musuh bersama dan di Jawa Timur peredaranya sudah menghawatirkan, terutama di Surabaya.
Menurut Mahcfud Arifin Jatim merupakan daerah yang masuk lima besar dalam peredaran narkoba di Indonesia.
Selain Jakarta, Bali, Medan (Sumatera Utara) dan Bandung (Jawa Barat), peredaran narkoba di Jatim cukup kuat.
"Saya tuntut kejelian dan keunggulan kerja semua anggota supaya bisa ungkap narkoba, teruma di Surabaya," sebut Machfud di Mapolrestabes Surabaya usai memberikan reward (penghargaan) kepada 9 polisi yang berhasil mengungkap tidak kejahatan peredaran narkoba seberat 4,96 Kg dan 7.186 butir pil ekstasi, Kamis (19/1/2017).
Polisi Surabaya harus selalu waspada soal peredaran narkoba, lantaran Kota Pahlwan jadi pintu masuknya semua barang menunju Indonesia Timur.
Semua barang ekonomi yang dikirim ke wilayah Indonesia Timur, dikirim dari Surabaya.
Pengiriman barang ekonomi ini tidak tertutup kemungkinan diikuti pemasok narkoba ke Indonesia Timur.
"Kita semua harus memerangi narkoba, tidak hanya anggota dari kesatuan khusus narkoba."
"Polisi yang pakai seragam juga diharapokan bisa menangkap pelaku narkoba, saya justru senang. Hasil tangkapan, nanti akan dilakukan penyidikan di kestuan narkoba," aku Machfud.
Otrang nomor satu di Mapolda Jatim ini menambahkan, dirinya juga mengintruksikan supaya mengawasi peredaran narkoba di tempat hiburan malam.
Jika tempat hiburan malam dan manajemen ikut terlibat, dirinya mengintruksikan supaya disikat dengan tindakan tegas. Kalau terbukti langsung dilakukan penutupan.
"Kalau tempat hiburan, manajemen ada yang terlibat dan jadi bandar, silahkan tindak. Kalau memang terbukti tutup saja tempat hiburan malam itu," tegas Machfud.
Machfud juga mendukung dan siap menjalankan intruksi Kapolri soal tembak mati pelaku narkoba.
"Instruksi itu (tembak mati) itu berlaku di semua wilayah Indonesia, jadi sama." fat