Laporan Wartawan Surya, Haorrahman
SURYA.CO.ID, BANYUWANGI - Bandara Blimbingsari Banyuwangi yang mengusung konsep green airport menyita banyak perhatian dari tokoh nasional, arsitek, wisatawan, dan publik.
Tidak seperti bandara pada umumnya di Indonesia yang penuhi kaca, arsitektur Bandara Blimbingsari nyentrik, dibangun dari kocek APBD tanpa bantuan pusat.
Anjungan atas bandara dibiarkan terbuka untuk menghadirkan beginilah tradisi masyarakat Indonesia ketika mengantar anggota keluarganya pergi jauh.
"Budaya masyarakat Indonesia itu ingin melihat keluarganya naik ke pesawat dan setelah itu dadah dadah (melambaikan tangan). Sehingga kami buat anjungan di atas terminal dan pengantar penumpang bisa masuk ke sana. Agar mereka bisa melihat keluarganya hingga naik pesawat," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Jumat (20/1/2017).
Artistektur bandara mengusung tiga konsep tujuan. Pertama menjadi ikon baru yang bisa mendukung pengembangan pariwisata.
Representasi budaya Suku Using, sebagai suku asli Banyuwangi, dapat terlihat dari atap hampir keseluruhan Bandara Blimbingsari.
Terdapat dua atap dengan arah yang berlawanan, menandakan keberangkatan dan kedatangan penumpang.
Kedua, bandara sebagai transfer pengetahuan dari arsitek nasional ke lokal. Sang arsitek Andra Matin berharap arsitek lokal bisa mencontoh. Meski arsitekturnya khas dan sederhana namun ikonik.
Ketiga, secara fungsi bisa terjaga dan efisiensi. Itulah yang membuat arsitektur Bandara Blimbingsari sebagai bandara hijau.
Pemilihan konsep ini menyesuaikan dengan iklim Indonesia yang tropis, efisien dalam pengelolaan dan pemeliharaan, mengoptimalkan sumber daya lokal dan materal ramah lingkungan, memanfaatkan vegetasi untuk meminimalisir panas, dan mengelola limbah untuk keberlanjutan sumberdaya.
Ini sesuai dengan program sustainable development goals yang menjadi agenda dunia menuju 2030. Di mana salah satunya memalui inovasi infrastruktur.
Penggunaan energi sehemat mungkin dengan konsep rumah tropis, yang mengutamakan penghawaan udara alami. "Sehingga bisa meminimalisir penggunaan Air Conditioner)," beber Anas.
Terminal baru tersebut nantinya juga sebagai galeri produk kreatif yang memasarkan produk seni dan UMKM Banyuwangi seperti lukisan, kerajinan.