Laporan Wartawan Surya, Pipit Maulidiya
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Indonesia menduduki peringkat ketiga penderita penyakit kusta se-dunia, dan Jawa Timur sebagai provinsi yang banyak penduduknya menderita penyakit ini.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur dr Kohar Hari Santoso menuturkan penyebaran penyakit kusta yang berasal dari bakteri Mycobacterium Leprae ini karena kebiasaan dan cara hidup masyarakat yang kurang menjaga kebersihan.
"Terutama di kota-kota padat penduduk. Di Surabaya sendiri paling banyak penderita kusta ada di bagian utara. Sementara populasi paling besar dari Sampang, Madura. Menurut data jumlahnya 521 penderita dari analisa 2016 ini," ungkap Hari pada Jumat ( 27/1/2017).
Kohar melanjutkan di Surabaya nilai penderita kusta anak-anak sebesar 304 jiwa sampai 2016.
Sebagai upaya penyembuhannya Dinas Kesehatan Surabaya mengimbau penderita untuk segera diobati, sebelum kondisi kusta menjadi semakin parah.
"Ada dua jenis penyakit kusta. Yaitu kering dan basah, awalnya biasanya bercak kering dulu kemudian jika tidak ditangani dengan baik bisa jadi kusta basah. Dampaknya kelumpuhan," jelas dia.
Ansaru Fahrudda, Kabid Pencegaan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Jawa Timur, menambahkan sampai saat ini Jatim sudah menyediakan obat di sejumlah puskesmas dan rumah sakit negeri dan tidak diperjualbelikan. Sehingga penderita bisa dengan mudah disembuhkan.
"Ada programnya. Untuk kusta kering dengan minum obat selama enam bulan teratur bisa langsung sembuh dan tidak menular. Untuk kusta basah bisa sembuh dengan minum obat 12 bulan secara teratur," ujar Ansaru.
Setelah minum obat, kusta tidak akan menular. Sehingga mereka yang memiliki keluarga, teman, dan tetangga kusta tidak perlu mengucilkan mereka.