Laporan Wartawan Surya Malang Achmad Amru Muiz
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Dua orang, Sukarno (28) dan Miskat Siswoyo (35), warga Dusun Krajan Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo, Kota Batu dipastikan meninggal dunia saat menggali sumur pembuangan kotoran Selasa sore, (7/2/2017).
Kedua korban yang saat itu berada di dalam sumur, tertimbun lumpur kotoran ternak sapi perah dari sumur pembuangan di sebelahnya saat berada di kedalaman sekitar 13 meter.
Menurut pemilik kandang sapi perah tempat penggalian sumur, Muin, saat itu kedua penggali bekerja untuk membuat sumur pembuangan kotoran baru berjarak sekitar 3 meter dari sumur pembuangan kotoran lama.
Baca: Sutuji Kaget Lihat Mayat Anaknya dalam Sumur
Awalnya, pekerja itu tidak mengalami persoalan selama beberapa hari melakukan penggalian namun, pada hari itu sekitar pukul 14.00 WIB tiba-tiba terdengar suara dentuman dari bawah.
Mendengar hal itu, Sukarno memanggil temannya Miskat yang ada di dalam tapi tidak menjawab.
Selanjutnya Sukarno berusaha turun dan masuk ke dalam sumur bermaksud memberi pertolongan.
"Kami tidak tahu bagaimana kejadianya tiba-tiba Sukarno sudah tidak terlihat dan masuk ke lumpur bercampur kotoran yang memenuhi sumur galian," kata Muin.
Sejumlah warga yang mendengar suara permintaan tolong pemilik kandang ternak beramai-ramai mendatangi lokasi penggalian sumur kotoran.
Warga lain melapor ke perangkat Desa Tlekung yang meneruskan laporan ke Polsek Junrejo.
Warga bersama petugas Polsek Junrejo melakukan pertolongan dan berhasil menarik tubuh Sukarno dari dalam sumur namun sudah dalam kondisi meninggal dunia.
Jenazah Sukarno langsung dibawa ke RS Bhayangkara Hasta Brata Kota Batu untuk dilakukan visum et repertum.
Sementara itu, Miskat yang ada di dalam sumur galian juga dipastikan meninggal dunia karena sumur galian penuh dengan lumpur kotoran.
Baca: Bocah 1,5 Tahun Terjatuh dalam Sumur, Nyawanya Tak Terselamatkan
Petugas BPBD dan SAR serta Petugas Pemadam kebakaran Pemkot Batu yang datang ke lokasi berusaha mengevakuasi tubuh korban Miskat dari dalam sumur.
Hanya saja, tim penolong kesulitan untuk secepatnya melakukan evakuasi korban akibat lumpur yang memenuhi lubang galian sumur cukup padat.
Apalagi petugas yang mencoba turun ke dalam sumur galian pada kedalaman 8 meter dan memasukkan kayu sepanjang 4 meter tidak berhasil menyentuh tubuh korban.
"Kami tidak bisa terus turun ke dalam sumur untuk mengevakuasi korban karena lumpur cukup padat dan sulit ditembus," kata Nuryadin, Tim Reaksi Cepat BPBD Kota Batu.
Kepala BPBD Pemkot Batu, Sasmito langsung meminta bantuan mobil tanki penyedot lumpur dan kotoran ke Dinas PU Kota Batu.
Hal ini dilakukan untuk bisa mengurangi volume lumpur dalam sumur galian sehingga petugas BPDD bisa turun lebih dalam untuk mengevakuasi korban dari dalam sumur.
"Namun rupanya lumpur terlalu padat dan kuat sehingga harus kami cairkan dahulu dengan menambah air dari mobil tanki PMK. Mudah-mudahan upaya kami bisa segera berhasil," kata Sasmito.
Hingga pukul 19.00 WIB upaya mengevakuasi satu korban yang tertimbun lumpur dalam sumur galian belum berhasil.
Kepala Desa Tlekung, Bambang Sumanto memastikan kalau dua warganya yang menjadi korban tertimbun lumpur kotoran tidak dalam aktivitas melakukan penambangan pasir dan batu seperti diduga sebelumnya.
Keduanya murni sedang melakukan penggalian sumur untuk pembuangan kotoran ternak sapi perah.
Hal ini dilakukan setelah sumur pembuangan yang lama sudah hampir penuh.
"Jadi kedua warga itu murni melakukan penggalian sumur untuk pembuangan kotoran, bukan melakukan penambangan sirtu yang memang potensinya cukup besar di wilayah Desa Tlekung sampai saat ini," kata Bambang Sumanto.
Memang, menurut Bambang, dalam melakukan penggalian sumur buangan kotoran biasanya bentuknya di atas kecil atau berdiameter sekitar 1 meter dan di dalam cukup lebar.
Bahkan, di bawah bisa seperti terowongan.
Dan kemungkinan, tambah Bambang, ketika sedang dalam posisi membuat terowongan itulah dua penggali tidak menyadari kalau mengarah ke dinding lubang sumur kotoran lama.
Akibatnya dinding terowongan jebol dan kotoran ternak berwujud lumpur langsung masuk dan memenuhi galian sumur.
Korban rupanya tidak bisa menyelamatkan diri akhirnya tertimbun lumpur di dalam galian terowongan.
"Dan kemungkinan satu korban yang sudah berhasil dievakuasi terkena gas beracun dalam sumur sehingga sesak nafas dan meninggal dunia," ucap Bambang.
Sedangkan Kasubag Humas Polres Batu, AKP Waluyo menjelaskan, pihaknya saat ini bersama tim penyelamat sedang berusaha mengevakuasi satu korban yang masih ada di dalam sumur.
Selain itu, petugas masih terus mengumpulkan keterangan saksi-saksi dalam kejadian tersebut.
"Kami belum bisa memastikan penyebab dari musibah yang menewaskan pekerja penggali sumur itu. Dan satu korban langsung dibawa ke RS Hasta Brata untuk divisum yang hasilnya belum diterima," tuturnya.