News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Program Desa Makmur Peduli Api Bentuk Petani Mandiri

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petani program binaan Desa Makmur Peduli Api (DMPA) PT Bumi Andalas Permai (BAP), Mitra APP-Sinar Mas merawat tanaman padi yang berada di dekat Hutan Tanam Industri (HTI) Desa Banyu Biru, Kecamatan Air Sugihan, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan.

TRIBUNNEWS.COM, SUMSEL - Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas terus melakukan berbagai program untuk membantu Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) dalam menanggulangi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Salah satunya program Desa Makmur Peduli Api (DMPA).

Dengan menggandeng mitra perusahaannya, APP Sinar Mas mampu merubah kebiasaan masyarakat tentang pengelolaan lahan pertanian yang benar tanpa melakukan pembakaran lahan.

Salah satu mitra perusahaan APP Sinar Mas adalah PT Bumi Andalas Permai (BAP), penyuplai bahan baku pulp dan kertas. Melalui program DMPA, pihaknya menggandeng petani di Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten OKI, Sumsel untuk bisa melakukan kerjasama Pemanfaatan Tanaman Kehidupan.

Iwan Hendri, Social and Comodity Development PT BAP mengatakan, sebanyak 20 persen lahan konsesi dari lahan Hutan Tanaman Industri (HTI) perusahaan dikelola masyarakat Kecamatan Air Sugihan.

"Program ini juga dilakukan agar bisa lebih mandiri dalam memanfaatkan tanaman kehidupan dan menghentikan aksi pembakaran lahan," kata Iwan dalam keterangannya, Rabu (8/2/2017).

Beberapa kelompok Maju Tani yang mengikuti program DMPA tahun 2016 adalah Kelompok Distrik Air Sugihan Desa Bukit Batu sebanyak 1 kelompok, Kelompok Maju Tani Distrik Simpang Heran, Desa Banyu Biru sebanyak 1 kelompok, Kelompok Maju Tani Distrik Desa Kampung Bagan Rame sebanyak 4 kelompok dan Kelompok Maju Tani Distrik Sungai Batang sebanyak 4 kelompok. Jenis tanaman yang digunakan dalam program DMPA 2016 adalah Jagung, Padi.

Kelompok Sukses Program DMPA

Seperti di Kelompok Distrik Air Sugihan Desa Bukit Batu yang terdiri dari 24 Kepala Keluarga (KK) awalnya hanya menggarap lahan pemberian pemerintah sebanyak 2 Hektar. Namun, dengan adanya konsesi lahan dari PT.BAP, mereka bisa menanam jagung dilahan seluas 24 hektar. Lahan tersebut dibagi seluas 1 hektar untuk 1 orang anggota kelompok DMPA.

Penanaman bibit jagung yang dilakukan pada Mei 2016 kemarin, sudah bisa dipanen pada September 2016 lalu sekitar 2,4 Ton/hektar. Di tahun 2017 ini, kelompok Maju Tani juga sedang memetik hasil panennya dan akan dijual ke pengepul didesanya.

Jamin, Ketua Kelompok Maju Tani Distrik Air Sugihan Desa Bukit Batu mengatakan, dengan program DMPA ini, sebagian warga didesanya bisa mendapatkan pemasukan tambahan dan lebih mandiri dalam mengelola lahan yang mereka garap.

“Kelompok kita ditunjuk karena dinilai mempunyai kemauan yang kuat untuk bertani. Perusahaan sudah menyisihkan lahan usahanya untuk lahan tanaman pangan warga dan kita sangat terbantu. Sebelumnya, beberapa petani hanya mengandalkan hasil dari panen sawit dan karet. Bahkan, ada yang hasil sawitnya tidak sesuai dengan pembayaran dari perusahaan yang membeli. Dengan program ini, kita bisa lebih mandiri mengelola sendiri,” ungkapnya.

Beberapa kemudahan yang mereka dapatkan dari program Kelompok Maju Tani DMPA ini adalah para petani bisa mendapatkan bibit jagung, pupuk MPK dan racun hama dengan mudah dan kualitas yang bagus. Dalam satu hektar lahan DMPA, para petani menaburkan sekitar 15 Kilogram (Kg) bibit jagung, dibantu fasilitas Hand Tractor dan kanal air.

Para anggota kelompoknya juga sangat antusias menggarap lahan jagung dengan hasil yang menjanjikan. Jamin berharap, agar program ini kedepannya bisa merangkul semua petani didesanya, sehingga bisa semakin mandiri.

Saat menjalankan program ini, Jamin bahkan bisa mengupah petani harian untuk menggarap lahan jagungnya. Terlebih saat musim panen, ada sekitar 10 orang petani harian yang membantunya memetik, mengumpulkan dan menjual jagung ke pembeli.

“Satu tahun bisa kita garap hingga tiga kali panen jagung. Untuk itu, bantuan ini sangat membantu petani untuk bisa lebih mandiri dan meningkatkan perekonomian warga,” beber Jamin.

Berbeda halnya dengan Kelompok Maju Tani Distrik Simpang Heran, Desa Banyu Biru, Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten OKI, Sumsel. Satu kelompok DMPA khusus menggarap jenis tanaman padi dan jagung dilahan konsesi PT BAP seluas 25 hektar. Satu kelompok yang terdiri dari 25 orang petani ini bahkan sedang menunggu masa panen padi.

Jeni, Ketua Kelompok DMPA Desa Banyu Biru mengungkapkan, program DMPA ini bisa melepaskan para petani dari jeratan bunga tengkulak yang melambung tinggi. Mereka juga tersadar untuk tidak melakukan pembakaran hutan, karena bisa memanfaatkan lahan pasca panen padi.

“Dulu kami melempar api kesembarang arah dilahan padi, tapi sekarang tidak lagi karena lahan bekas panen padi bisa dimanfaatkan kembali. Kita juga bersyukur atas kerjasama ini. Pupuk biasanya kita beli Rp 160ribu/sak, sekarang hanya Rp 130/sak di koperasi desa dan bisa dibayar setelah panen,” ungkapnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini