Laporan Wartawan Banjarmasin Post Ibrahim Ashabirin
TRIBUNNEWS.COM, RANTAU- Hari ketiga jebolnya Irigasi Linuh di Kabupaten Tapin, masih belum ada perbaikan permanen dari pemerintah atau pihak balai terkait.
Irigasi yang jebol itu dipasangi warga pipa lima buah, supaya air bisa mengalir ke pertanian dan perikanan.
Namun debit airnya sangat lambat karena hanya dipasangi lima pipa besar.
Menurut warga setempat, Husin, idealnya dipasangi 15 hingga 20 buah pipa agar debit airnya menyerupai kondisi normal.
Lima pipa yang ada itu sudah menghabiskan dana warga Rp 21 juta.
"Kami berharap pemerintah turun tangan sebagai tindakan darurat," jelas Husin.
Pantauan BPost di areal keramba ikan di Kampung Pampain, bangkai ikan terus bermunculan.
Seperti yang dialami petani keramba ikan, Junaidi, Rabu (22/2/2017) kemarin.
Ikan miliknya yang mati sudah sekitar 3-4 ton.
"Hari Kamis ini yang mati ada 3 ton, jadi total ikan nila dan ikan mas milik saya sekitar 7-8 ton. Matinya ikan itu karena kecilnya pasokan air irigasi akibat jebol,"ucapnya. (*)