Laporan Wartawan Tribun Timur, Fahrizal Syam
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Tak semua wanita lemah dan penakut terhadap sesuatu yang berbau ekstrem. Hal itu yang ingin ditunjukkan oleh Indri Susiani (34), salah satu dari sedikit penerjun payung wanita di Indonesia.
Wanita kelahiran Magetan 15 Januari 1983 ini, membuktikan bahwa ia tak takut ketika harus terjun dari ketinggian hingga ribuan kaki.
Tercatat, selama 11 tahun ia telah melompat dari pesawat menggunakan parasut sebanyak lebih dari 750 kali di berbagai tempat, baik di Indonesia maupun di luar negeri.
Indri yang ditemui di Lanud Sultan Hasanuddin, sesaat sebelum melakukan terjun bebas (free fall) di langit Makassar mengatakan, olahraga terjun payung sudah menjadi hobinya sejak pertama ia melakukannya pada 2006 silam.
"Pertama kali saya terjun itu pada tahun 2016. Waktu itu saya bersama prajurit TNI AU, AL, dan AD mengikuti seleksi, dan saya salah satu yang lolos. Setelah menempuh pendidikan selama empat bulan di Lanud Sulaiman Bandung, saya akhirnya terjun perdana di sana," kata wanita yang menjabat sebagai Staf Intelijen di Lanud Halim Perdanakusuma ini.
Setelah menempuh pendidikannya itu, Indri mulai menggeluti dunia terjun payung. Ia kerap mengikuti berbagai kegiatan free fall di berbagai tempat di Indonesia, termasuk mengikuti latihan gabungan di Australia pada tahun 2013.
Tak hanya itu, Indri juga ambil bagian dalam Pekan Olahraga Nasional (PON).
Ia pernah mendapat medali emas saat mewakili tuan rumah Riau pada ajang PON 18 di Riau, dan medali perunggu di PON 19 Jawa Barat.
Bagi Indri, terjun payung atau free fall bukan sekadar olahraga semata, namun ada hal lain yang bisa dinikmati dari olahraga ekstrem itu.
"Melompat dari ketinggian itu, selain olahraga kita juga bisa menikmati keindahan alam dari sudut berbeda, yaitu dari atas. Kita jadi bisa lebih bersyukur melihat bagaimana ciptaan Tuhan," ujar Indri yang pertama kali terjun pada usia 22 tahun.
Indri sadar akan risiko dari olahraga ekstrem tersebut. Ia paham betul bagaimana nyawanya bisa saja melayang jika gagal melakukan free fall.
Ancaman seperti parasut yang tak mengembang, hingga kecelakaan yang menyebabkan cedera saat mendarat selalu menghantui pikirannya.
Meski demikian, kecintaannya pada olahraga itu tak pernah membuatnya takut.