Baca: Mayor Anton Sioux Pallaguna Terbangkan Pesawat Tempur Sukhoi hingga 1000 Jam Terbang
"Rasa takut pasti selalu ada, tapi karena sudah hobi jadi yah saya juga jadi terbiasa. Saya pernah alami, payung utama tidak ngembang sempurna waktu terjun, itu waktu di Bandung dan Australia, tapi saya tidak panik dan berusaha tetap tenang," kata dia.
Parasut yang tak mengembang sempurna itu menjadi salah satu momen yang selalu diingat oleh Indri. Selain itu, ia juga pernah nyasar saat terjun, dan mendarat bukan di lokasi target.
"Dulu di Jogja, karena cuaca yang kurang baik kami tidak mendarat tepat di sasaran, saya malah mendarat di sawah yang ada di kampung," ucapnya.
Bagi Indri, jenis kelamin tak menjadi penghalang bagi seorang wanita. Menurutnya, perempuan bisa melakukan sama seperti yang dilakukan pria.
"Perempuan bisa sama seperti laki-laki, bahkan bisa lebih berani dari seorang laki-laki misalnya dalam olahraga ekstrem terjun payung ini," kata dia.
Ia juga memiliki misi lain, yaitu ingin memperkenalkan olahraga terjun payung kepada masyarakat.
"Saya ingin memperkenalkan olahraga dirgantara pada masyarakat Indonesia. Tidak cuma olahraga-olahraga yang sering dilakukan orang pada umumnya. Ini ada loh olahraga terjun payung yang mengasyikkan," kata dia.