Laporan Wartawan Surya, Galih Lintartika
TRIBUNNEWS.COM, PASURUAN - Ada cerita menarik di balik kepulangan dua peserta jemaah umrah asal Bangil, Kabupaten Pasuruan, yang sempat mendekam sebulan di penjara Jeddah.
Triningsih Kamsir Warsih (50), warga Dusun Pilangsari, Desa Beji, Kecamatan Beji dan Umi Widayani Djaswadi (56), warga Jalan Bendosolo, Desa Pogar, Kecamatan Bangil, Pasuruan, ditahan gara-gara becanda soal bom di kabin pesawat Royal Brunei Airlines saat hendak pulang ke Indonesia.
Ketika sudah bebas dan hendak pulang ke Indonesia, Triningsih dan Umi nyaris tertinggal pesawat Garuda Indonesia di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Rabu (22/2/2017) malam.
Penyebabnya, Triningsih mendadak hilang saat petugas bandara telah memanggil seluruh penumpang untuk masuk ke dalam kabin pesawat.
Baca: Jemaah Umrah Bebas Gara-gara Guyon Soal Bom, Umi: Saya Akan Hati-hati Berbicara
Baca: Dua Ibu Asal Pasuruan Guyon Soal Bom di Jeddah Segera Tiba di Indonesia
"Padahal itu waktu take off kurang 5 menit. Koper ada tapi orangnya tidak ada," kata Umi menceritakan pengalaman waktu itu kepada Surya, Kamis (23/2/2017).
Saking gugupnya, Umi langsung berlari mencari Triningsih. Ia pun meninggalkan kopernya untuk mencari Triningsih yang tak lain masih saudaranya.
"Saya cari-cari ternyata Triningsih sedang duduk di pinggir kaca dan melihat suasana bandara," papar dia.
Ia mengaku langsung menyeret Triningsih dan mengambil koper lantas masuk ke dalam pesawat.
"Untung kami tidak tertinggal pesawat. Saya sempat deg-degan khawatir tertinggal pesawat dan kami gagal pulang lagi," ia menambahkan.
Pada 31 Desember 2016, satu keluarga yang terdiri dari empat orang asal Pasuruan menjalankan ibadah umrah bersama Sepinggan Travel.
Mereka terdiri dari Triningsih Kamsir Warsih (50), Umi Widayani Djaswadi (56), Lyan Widia (31) dan Mohammad Andono (60). Hanya sembilan hari mereka umrah bersama 59 anggota jemaah lainnya yang berangkat menggunakan Sepinggan Travel.