News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ketua MUI Ajarkan Kitab Kuning Kepada Pelajar Purwakarta

Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua MUI KH Maruf Amin dan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi saat mengajar kitab kuning di SMP 1 Purwakarta, Kamis (23/2/2017). TRIBUN JABAR/MEGA NUGRAHA

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha 

TRIBUNNEWS.COM, PURWAKARTA - Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia KH Ma'ruf Amin meluncurkan program pendalaman Alquran dan kitab kuning bagi pelajar di Bale Maya Datar, kompleks Pendopo Pemkab Purwakarta, Kamis (23/2/2017).

Program ini digagas Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi sejak akhir 2016 dan mulai berjalan awal tahun ini.

Dalam sambutannya, Kiai Ma'ruf mengatakan program ini terbilang baru di Jawa Barat bahkan di Indonesia.

Menurut dia melibatkan pelajar formal dalam mempelajari kitab kuning termasuk kemajuan. Selama ini, kitab kuning identik diajarkan pondok-pondok pesantren.

"Kalau santri diintelektualkan, itu sudah umum. Tetapi di Purwakarta, kaum intelektual disantrikan. Nah, ini saya kira harus ditintaemaskan, program ini harus menasional, bukan hanya di Purwakarta dan Jawa Barat, tapi di seluruh Indonesia," kata Kiai Ma'ruf.

Rais Aam PBNU itu menambahkan kitab kuning merupakan alat untuk melawan fundamentalisme sekaligus sekulerisme yang hari ini berkembang secara massif.

Ia berujar, kitab kuning bukan hanya berisi tentang disiplin ilmu fiqih, namun juga mengajarkan sikap hidup kepada sesama, kasih sayang dan kedamaian dalam kehidupan sehari-hari.

"Hari ini kita berhadapan dengan fundamentalisme dan sekulerisme. Kalau anak-anak kita belajar kitab kuning sejak dini, habislah sudah kedua hal tersebut. Kitab kuning itu tidak melulu fiqih, tapi juga cara berkasih sayang antar sesama juga diajarkan," ujar dia.

Kiai Ma'ruf bersama Dedi sempat menyambangi pelajar SMP Negeri 1 Purwakarta. Ia sempat mengajar kitab kuning kepada sejumlah pelajar.

"Silakan pelajari dengan tekun, seluruh ilmu kehidupan ada dalam kitab ini, jadilah intelektual yang nyantri, punya jiwa ke Indonesiaan dan kebangsaan yang kuat," pesan dia di depan para pelajar.

Pada kesempatan itu, Dedi mencoba menterjemahkan pola pembelajaran Islam lebih komprehensif.

Menurut Dedi, melibatkan pelajar formal dengan kurikulum pesantren agar pelajar memahami Islam dengan baik dan tanpa sepotong-potong.

"Kitab Kuning itu sumber pengetahuan yang terbuka, bangsa Eropa mengadopsinya dan mereka berhasil membangun peradaban yang luar biasa," ujar Dedi.

Mengenai cara penyampaian materi, untuk kelas 1 sampai kelas 5 SD akan fokus pendalaman cara membaca kitab Alquran.

Sementara, kelas 6 SD sampai seluruh kelas yang ada di SMP dan SMA akan fokus terhadap cara membaca dan pemahaman kitab kuning.

"Metodenya kan bisa di dalam kelas juga bisa sistem 'balaghan' ala pesantren, guru kitab kuningnya juga dari pesantren," ungkap Dedi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini