Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani
TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK- Upaya penyelundupan narkotika jenis sabu-sabu seberat sekitar 4 kilogram, kembali digagalkan petugas Bea Cukai dan personel Direktorat Reserse Narkoba Polda Kalbar‎, di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong, pada Jumat (17/3) sekitar pukul 17.45 WIB.
Tiga orang warga Kalbar diamankan, yakni HR (45) dan IS (46) yang merupakan warga Kota Pontianak dan satu orang warga Ketapang berinisial HM (33).
Tribun Pontianak menelusuri kediaman tersangka HR di Jalan Imam Bonjol RT 002/ RW 004, Kelurahan Bansir Laut, Kecamatan Pontianak Tenggara pada Minggu (19/3) sore.
Di rumah nomor 3 yang terletak di sebuah gang di Jalan Imam Bonjol tersebut, istrinya bernama Teri (34) tampak ditemani dua orang adiknya dan satu anak ketiganya.
"Sebelumnya suami saya bekerja di hotel yang ndak jauh dari sini. Dia dulunya resepsionis, terus karena dia mulai sakit, jadi pindah ke operator, sempat juga ke bagian gudang. Sakitnya dari tahun 2013," ungkap ibu tiga anak ini kepadatribunpontianak.co.id.
Lanjutnya, lantaran kondisi penyakit stroke-nya semakin memburuk, HR sudah tak bekerja lagi dan hanya beristirahat di rumah saja.
"Kemarin dia memang ada ngomong sama saya, mau pergi ke Kuching, mau check-up ke Normah Hospital Kuching."
"Karena temannya kemarin ada pergi check-up ke sana, kondisi temannya membaik. Dia (HR) itu sakit stroke," jelasnya.
Temann suamiya yang juga menjadi tersangka berinisial IS lah yang menawarkan kepada HR, untuk melakukan check-up penyakit stroke-nya ke Kuching.
"Kawannya (IS) yang suruh dia pergi ke sana itu, kan kawannya yang nyuruh itu juga sama sakitnya. Sekarang dia (IS) sudah agak lumayan, makanya dia suruh suami saya, coba kau pergi ke Kuching, jadi suami saya pergilah ke Kuching sama temannya, karena dia ndak bisa bawa mobil kan," ungkap wanita berjilbab ini.
Teri percaya, lantaran teman suaminya tersebut memang mengalami kondisi stroke yang cukup parah, namun sepulangnya dari Normah Hospital Kuching, teman suaminya kembali sehat.
"Kawannya kemarin itu kan ada pergi ke sana, sudah parah sakitnya. Sewaktu pergi itu saja dia ndak sadar, apalagi mau berjalan, dibawa pakai ambulans."
"Jadi suami saya tahulah kawannya itu sakit di bawa ke Kuching, satu minggu dirawat di sana, temannya mulai pulih, ngomong pun sudah bisa. Padahal kalau orang kena stroke itu susah ngomong, tapi temannya itu sudah bisa," jelasnya yang tengah mengandung tujuh bulan, anak keempat.