Laporan Wartawan Tribun Jateng, Khoirul Muzakki
TRIBUNNEWS.COM, BANYUMAS - Warga desa Karangbawang kecamatan Ajibarang Banyumas diresahkan dengan aktivitas pengajian diduga berisi ajaran sesat yang dipimpin oleh Damiri (50), warga Desa Darmakradenan Kecamatan Ajibarang.
Aktivitas pengajian yang berlangsung di rumah Jamingan di desa Karangbawang itu sudah berlangsung lebih kurang empat bulan, sejak akhir tahun 2016 lalu.
Selasa malam (28/3), sekitar 500 warga desa menggeruduk tempat pengajian di rumah Jamingan. Di lantai 2 dalam rumah itu, Damiri bersama 21 pengikutnya tengah menjalankan pengajian.
"Ada pengelompokan massa Selasa malam yang sudah mengepung rumah itu, saya dihubungi, mereka mengancam akan membakar rumah," kata Kepala Desa Karangbawang Budi Supraptoro, Kamis (30/3/2017)
Ancaman warga bukan isapan jempol. Membumihanguskan rumah tersebut sangat mudah. Warga tinggal menyulut api di Tempat pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) di depan rumah yang menjadi unit usaha Jamingan. Mereka berteriak-teriak lantang.
Damiri dan pengikutnya hanya bertahan di dalam, tak ada jalan keluar yang aman.
Budi menghubungi Polsek Ajibarang dan Koramil untuk mengamankan keadaan. Emosi massa agak redam setelah Budi bersama aparat keamanan datang menenangkan mereka.
Budi dan aparat keamanan lekas mengambil tindakan. Mereka masuk ke dalam rumah untuk menemui Damiri dan pengikutnya yang masih beraktivitas di lantai 2.
Mengingat situasi tak kondusif, polisi mengambil sikap untuk mengamankan Damiri. Ia dibawa ke Polsek Ajibarang untuk menghindari amuk massa. Polisi juga mengamankan sepuluh jilid kitab Alquran dan terjemahan yang selama ini dipakai Damiri dan pengikutnya.
"Warga ada yang bilang kalau darah mereka halal. Ini kan bahaya kalau tidak cepat cepat diamankan," katanya
Ajaran Damiri kepada pengikutnya diduga menyesatkan. Gerakan salat yang diamalkan mereka melenceng dari tata cara salat yang diamalkan umat Islam pada umumnya.
Setelah gerakan takbiratul ikhram di awal salat, mereka menempelkan kedua telapak tangan seperti cara sembahyang umat Hindu.
Damiri juga diduga tidak menggunakan Hadist dalam pengamalan ibadahnya.