Namun baik kobra maupun piton kemungkinan melihat kebun kelapa sawit sebagai lokasi mendapatkan sumber makanan.
Bagi ular sanca, kebun kelapa sawit menguntungkan karena kawasan itu menarik perhatian babi hutan, monyet, anjing hutan atau manusia -semuanya berpotensi menjadi mangsa yang bisa memberikan kalori cukup bagi mereka.
Juru bicara kepolisian Sulawesi Barat, Mashura, mengatakan, kebun sawit Akbar berada di pinggir jalan provinsi yang kondisinya bagus, kata Mashura, namun untuk masuk ke dalam, ada jalan-jalan setapak dan parit.
Keberadaan ular piton di wilayah itu, menurut Mashura, cukup langka.
Menurutnya, beberapa bulan sebelumnya, warga juga sempat melaporkan adanya ular piton pada polisi.
Ular itu kemudian ditangkap bersama dengan Dinas Kehutanan dan Pertanian dan dilaporkan ditembak di tempat karena warga yang merasa takut.
"Tidak setiap minggu, setiap bulan, tidak (ada ular). Sepanjang 2016 ditemukan baru sekali, baru sekarang ditemukan lagi. Namanya hutan, perlu diantisipasi," kata Mashura.
Sekretaris Desa Salubiro, Junaedi mengatakan dia tak ingat tepatnya kapan lahan dibuka, namun lahan itu tak khusus dibuka untuk kelapa sawit.
Gempa Terkini Senin 5 Februari 2024 Guncangan Baru Saja Terjadi, di Sini Lokasi dan Kekuatan Getaran
Gempa Terkini Minggu 14 April 2024 Pagi Guncangan Baru Saja Terjadi, di Sini Lokasi dan Magnitudonya
Gempa Bumi Terkini Senin 19 Februari 2024 Pagi, Guncangan Baru Terjadi, di Sini Lokasi dan Magnitudo
"Dulu cokelat, jeruk, baru sekarang kelapa sawit," katanya.
Namun ketika lahan dibuka, mereka tak pernah mendengar adanya laporan soal keberadaan ular.
Konflik antara satwa dan manusia di perkebunan kelapa sawit beberapa kali terjadi, tapi seringnya melibatkan gajah dan orangutan.
Gajah dan orangutan yang memakani buah kelapa sawit dianggap sebagai hama oleh penduduk sekitar, dan satwa itu pun diracun, diburu dan ditembak, atau malah dibakar dan dimakan oleh warga.