Tiga bulan sebelum kematiannya, Akbar mengantar Muna ke Palopo, kampung halaman Muna.
Setelah 10 hari kelahiran anak kedua mereka, Akbar kembali ke Salubiro mengais nafkah.
"Mau sekali lihat itu anaknya yang bayi, karena Akbar tinggalkan saat bayi berusia 10 hari, tapi," kata Ramli, menangis.
Akbar, di mata keluarga, adalah sosok pendiam.
"Sabar sekali ini Akbar, pendiam," kata Ramli.
"Karena sabarnya, dia tidak pergi cari kerja. Jadi saya suruh saja kerja sawit karena dia tidak tahu pergi cari kerja," katanya.
Sedihnya Ramli, ternyata Muna dan buah hati belum tahu kalau Akbar meninggal, hingga detik ini.
Tribunsulbar.com dan reporter Tribunpolopo.com tengah berupaya mencari keberadaan Muna.
Firasat Kematian Akbar
Di mata keluarga, ada yang “aneh” jelang kematian Akbar Bin Ramli (25).
Gelagat Akbar dianggap lain ketika berangkat dari rumah ke kebun sawit, Dusun Pangerang, Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, Minggu (26/3/2017) pagi.
"Barusan (Akbar) ini tidak bawa HP (handphone) sama naik motor," kata paman Akbar, Adhan Andi Sirajuddin (45) saat ditemui Tribunsulbar.com di kediaman duka, Desa Salubiro, Kamis (30/3/2017).
Jarak antara rumah dan kebun almarhum tidaklah dekat, namun baru ketika itu jalan kaki.
"Jadi, (Akbar) jalan kaki menuju kebunnya, sejauh satu kilometer lebih," tutur Adhan.
Pria dua anak yang dikenal pendiam itu rupanya pergi untuk selamanya.