News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sabtu Ini, Pesawat Pengantar Mesin Tiba di Banda Aceh

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pesawat Militer Amerika Mendarat di Aceh

TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Pesawat militer Amerika Serikat yang sudah seminggu diparkir di Apron Bandara SIM Blang Bintang, Aceh Besar mendapat pengawalan ketat dari TNI AU dan Aviation Security (Avsec).

Danalud SIM Kolonel Pnb Suliono menyebutkan, pengawalan ketat ini merupakan prosedur wajib dilakukan terhadap pesawat asing yang mendarat darurat di wilayah Indonesia.

Penjelasan itu disampaikan Danalud SIM Kolonel Pnb Suliono serta Pj GM Angkasa Pura, Surkani, selaku Airport Emergency Committee kepada rombongan Komisi I DPRA yang melakukan peninjauan atas keberadaan pesawat itu, di Bandara SIM, Blang Bintang, Jumat (31/3).

Rombongan Komisi I DPRA dipimpin oleh Abdullah Saleh (Ketua Komisi), Azhari Cage (Wakil Ketua), serta lima anggota yaitu Iskandar Usman Alfarlaky, Mushanif, Djasmi Hass, Tanwier Mahdi, dan Muhammad Saleh.

Danlanud menjelaskan, semenjak pesawat itu mendarat darurat di Bandara SIM, pihak otoritas bandara sudah melakukan pengawalan ketat terhadap awak serta pesawat milik US Air Force (angkatan udara Amerika Serikat).

Dimulai dengan pemeriksaan awak beserta barang bawaanya saat akan keluar dan masuk bandara, serta pengawasan saat mereka berada di penginapan dan aktivitas mereka di bandara.

Kolonel Suliono menyampaikan, berdasarkan informasi yang diterima pihaknya, saat ini pemerintah Amerika Serikat sudah mengirim mesin pengganti serta mekanik untuk pesawat Boeing 707 itu.

Pesawat pengangkut mesin itu masih tersangkut di Bandara Alaska, Amerika Serikat, karena mengalami delay.

Ia melanjutkan, berdasarkan informasi terakhir pesawat pengantar mesin itu akan tiba di Banda Aceh, Sabtu (1/4/2017) hari ini, dan langsung berangkat keesokan harinya.

Sedangkan terkait proses perbaikan, Danlanud belum mengetahui perkiraan waktu yang dibutuhkan.

Amatan Serambi kemarin, sekitar enam awak pesawat militer itu berada di bawah badan pesawat tanpa melakukan aktivitas apapun.

Namun saat rombongan Komisi I DPRA meninjau ke pesawat, salah seorang awak pesawat sempat memberi aba-aba agar rombongan tidak terlalu mendekat ke pesawat.

Ketua Komisi I DPRA, Abdullah Saleh yang memimpin rombongan menyebutkan kedatangan mereka ingin mengetahui penjelasan otoritas setempat mengenai keberadaan pesawat militer AS itu di Aceh, serta misi dan tujuan.

Karena, menurut Abdullah Saleh, sebagai pesawat yang berasal dari Amerika Serikat tentu tidak membutuhkan waktu lama untuk proses perbaikannya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini