News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kesaksikan Warga Korban Longsor di Ponorogo: Suaranya Sangat Keras, Kaki Saya Gemetar

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Relawan memantau lokasi bencana tanah longsor yang menimbun puluhan rumah di Dukuh Tingkil, Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Sabtu ( 1 / 4 / 2017)

Sumanto mengatakan, sehari sebelum kejadian, kakaknya sempat mengucapkan keinginannya untuk memanen jahe padahal belum waktunya dipanen.

"Jahenya itu belum waktunya dipanen. (Katanya) daripada terkena longsor, mending dipanen saja," tutur Sumanto menirukan ucapakan kakaknya.

Sumanto mengatakan, sebenarnya oleh petugas BPBD Ponorogo, warga diimbau agar tidak beraktivitas di sekitar tebing karena masuk dalam zona bernahaya. Namun, imbauan dari BPBD Ponorogo tidak diikuti warga.

Kesedihan juga menyelimuti, Wiyoto (35). Petani yang tinggal di Dukuh Krajan ini, kehilangan istrinya Pita (30) dan anaknya Alda (6).

Ditemui di rumah kepala Desa Banaran, yang posko pengungsian, Wiyoto tampak sangat terpukul. Ia hanya tiduran di lantai sambil menutupi matanya menggunakan tangan kanannya.

"Anak dan istrinya hilang, tertimbun longsoran," kata Patmi (56), ibu kandung Wiyoto.

Patmi mengatakan, menurut penuruturan tetangganya, saat kejadian, cucunya Alda (6) sedang bermain di rumah, sedangkan menantunya, Pita (30), sedang mencuci baju. Sementara itu, Wiyoto sedang berada di hutan mencari rumput.

Sumber: Surya Online

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini