"Bismillahirrahmanirrahim. Bismika Allahuma waammut. Amin," ungkap Haikal.
Tak hanya itu, meski baru berumur 3,8 tahun. Ia juga sudah mandiri.
Ia bisa makan, minum, dan mandi sendiri menggunakan kedua kakinya.
Termasuk belajar menulis dengan mengapit ballpoin di jari induk kaki kirinya.
Hal ini dipraktekan Haikal secara berlahan dan lincah.
"Hanya memakai baju yang harus dibantu, tapi ia terus belajar memakainya sendiri," ungkap Nur Aida ibunda Haikal.
Semua kebiasaan Haikal ini, jelas Nur Aida, tidak ia ajarkan melainkan muncul dari kemampuannya sendiri.
Bahkan, ia sendiri mengaku terharu dengan kemampuannya anaknya yang serba bisa saat berusia dua tahun.
Jika Haikal sudah berumur 4 tahun nanti, ungkap Indra ia, berniat menyekolahkan Haikal di TK gampong setempat.
Jika sudah layak sekolah ia pun berencana memasukan Haikal sekolah di SD gampong setempat.
"Semoga Haikal tidak minder dengan teman-temannya," ungkap Indra.
Terlahir dengan keterbatasan fisik, kedua orangtuanya mengaku bangga dengan anaknya Haikal.
"Saya ingin Haikal sukses dan berguna bagi nusa dan bangsa," ungkap Nur Aida.
Sejak mengetahui Haikal lahir dengan kondisi keterbatasan fisik ia ikhlas menerima takdir.
Ia yakin Haikal merupakan amanah dari Allah yang harus disyukuri dan diasuh dengan baik.