TRIBUNNEWS.COM, PONOROGO - Proses evakuasi 28 korban bencana tanah longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur juga melibatkan seekor anjing pelacak.
Anjing berjenis dubermen diterujunkan untuk mengendus keberadaan para korban yang masih tertimbun.
“Anjing yang kami ikutkan ini memiliki kemampuan mencari korban dari baunya,” kata Ketua Tim SAR Dog Jawa Timur, Wisnu Suryo Prabowo, Minggu (2/4/2017).
Berdasarkan pencarian oleh anjing bernama Ruby itu terindikasi ada korban yang masih hidup meski tertimbun tanah longsor.
Sebab, anjing yang diterjukan itu berungkali menggaruk tanah dan melakukan pengendusan di atas permukaan gundukan tambah.
Wisnu menuturkan, anjing dubermen tersebut sudah melakukan pencarian sejak hari pertama longsor terjadi, Sabtu, 1 April 2017.
Sesuai rencana, anjing itu akan ditarik setelah hari ketiga lantaran kemampuan khususnya untuk mengendus korban yang dimungkinkan masih hidup.
“Sebagai gantinya, kami akan datangkan anjing yang mampu mengendus mayat,’’ tuturnya.
Selain menerjunkan anjing pelacak, proses evakuasi korban tanah longsor melibatkan ribuan petugas gabungan.
Mereka antara lain berasal dari Badan SAR Nasional, kepolisian, TNI Angkatan Darat, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Ponorogo se-eks Karesidenan Madiun, dan relawan.
Selain terlibat dalam pencarian 28 korban yang tertimbun, para petugas bersiaga di sejumlah posko. Mereka saling berkoordinasi melalui saluran radio lantaran susahnya sinyal telepon seluler di kawasan lereng Pegununungan Wilis tersebut.