Laporan Wartawan Tribun Jateng, Suharno
TRIBUNNEWS.COM, UNGARAN - "Ngeri," kata itu terucap dari mulut Ngatiyem (37), warga Mranggen, Kabupaten Demak, saat melintasi jembatan Sunut pada Kamis (6/4/2017).
Jembatan yang melintang di atas Sungai Jragung ini menghubungkan Desa Jragung, Kecamatan Karangawen, Kabupaten Demak dengan Dusun Sapen, Desa Candirejo, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang.
"Kalau hari Kamis saya memang biasanya ke Sapen untuk bekerja. Baru lima bulan ini dan pasti lewat jembatan ini. Ya, ngeri," Ngatiyem menegaskan.
Jembatan sepanjang 80 meter, lebar 1,5 meter dengan ketinggian 15 meter dari permukaan sungai hanya terbuat dari kayu yang disambung.
Baca: Menteri PUPR Bantu Perbaikan Jembatan Sunut yang Sudah Lapuk
Selain hanya terbuat dari kayu yang sudah mulai lapuk di sisi kanan dan kiri jembatan tidak terdapat pagar pengaman di sisi kiri dan kanannya.
"Saya sebisa mungkin pulang dari Sapen tidak melebihi jam 12 siang karena takut hujan turun saat sore hari. Tidak hujan saja mengerikan apalagi hujan jadinya pasti licin," imbuh Ngatiyem.
Jembatan Sunut satu-satunya akses warga Dusun Sapen dan Dusun Borangan, Desa Candirejo, untuk menuju pusat desa atau pusat Kabupaten Semarang di Ungaran.
Hal ini lantaran dua dusun tersebut terisolasi karena jembatan menuju ke Dusun Kedungglatik yang mengarah ke pusat Desa Candirejo hingga Pringapus hanyut terbawa arus sungai.
"Saya sejak tahun 80-an berjualan kerupuk ke Dusun Sapen, Borangan dan Kedungglatik. Tetapi sejak tahun 90-an, jembatan antara Borangan dan Kedungglatik putus sehingga jualan saya hanya sampai Borangan," cerita Asmuni.
Warga Desa Gebangan, Kecamatan Tegowanu, Kabupaten Grobogan, ini mengaku untuk menuju Dusun Borangan dari Dusun Sapen harus melewati jembatan gantung.
"Jembatan gantung menuju Dusun Borangan lebih sempit dibanding jembatan Sunut ini. Tetapi jembatan Borangan sudah ada pembatasnya. Kalau jembatan Sunut kondisinya memang seperti itu," imbuh Asmuni.
Warga Dusun Borangan, Muhammad Amin (41), membenarkan warga di desanya harus melewati dua jembatan untuk keluar dari Desa Candirejo menuju Ungaran.
"Mau ke Ungaran harus lewat dua jembatan berbahaya ini. Lalu harus memutar dulu ke Karangawen serta Mranggen, Demak, untuk menuju ke arah Ungaran," papar pria yang bekerja sebagai guru ini.
Amin menuturkan warga dua dusun tersebut juga mengantungkan kebutuhan hidupnya dari ke dua desa di Demak tersebut untuk membeli kebutuhannya sehari-hari seperti sembilan bahan pokok.
"Malam kondisi jembatan gelap karena tidak ada lampu penerangan. Kami berharap supaya pemerintah dapat memperbaiki jembatan jadi layak. Selama ini jika ada kerusakan jembatan, warga Sapen dan Borangan yang gotong royong memperbaiki," ungkap Amin.
Hal senada disampaikan pelajar asal Dusun Borangan, Pinky Rahmawati (14). Ia harus menempuh jarak 20 kilometer dan melewati dua jembatan menuju sekolahnya di SMP Al Hasanah Karangawen, Demak.
"Dulu pertama-tama takut tapi karena sudah terbiasa jadi tidak takut. Tapi ya harapannya jembatan diperbaiki jadi layak karena banyak pelajar yang melintasi jembatan ini," beber siswi kelas IX ini.
Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Semarang, Bondan Marutohening, mengatakan Pemerintah Kabupaten Semarang harus memprioritaskan perbaikan jembatan Sunut.
Jembatan Sunut yang terbuat dari kayu ini, menurut dia, kondisinya sudah tidak layak dilintasi dan sangat berbahaya karena tidak ada pagar pembatas di sisi kiri dan kanan.
"Jembatan Sunut merupakan akses satu-satunya yang menghubungkan Dusun Sapen, Desa Candirejo, Kecamatan Pringapus menuju ke Desa Jragung, Kecamatan Karangawen, Kabupaten Demak. Tidak hanya warga Sapen tetapi warga Dusun Borangan, Candirejo juga memanfaatkan jembatan ini," ujar Bondang.
Bondan menambahkan perbaikan jembatan Sunut jadi prioritas perbaikan supaya tidak lagi ada warga yang jadi korban terjatuh dari jembatan sepanjang 80 meter ini.
Dia juga memaparkan permintaan agar Jembatan Sunut segera diperbaiki sudah lama disuarakan ke Pemkab Semarang melalui beberapa forum.
"Pada 2017 ini rencana akan diperbaiki menggunakan dana APBD dengan alokasi anggaran Rp 700 juta. Penjadwalan lelang proyek harus diutamakan karena menyangkut kenyamanan dan keselamatan warga. Secepatnya harus dilelang," papar dia.
Sekretaris Daerah Kabupaten Semarang, Gunawan Wibisono, mengatakan proyek perbaikan Jembatan Sunut sudah dianggarkan Rp 700 juta.
"Tinggal menunggu proses lelangnya saja. Yang jelas perbaikan jembatan Sunut dilakukan tahun ini," kata Sekda yang akrab disapa Soni.
Soni menyampaikan permohonan maaf kepada warga karena perbaikan jembatan baru bisa dilakukan tahun ini.
Sebelumnya Pemkab Semarang sudah mengupayakan berbagai bantuan, baik secara darurat untuk mendukung fasilitas warga tetapi memang belum sempurna.
"Pondasi dan badan jembatan seluruhnya akan diperbaiki, sehingga tidak tambal sulam," ujar dia.