News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pembunuhan Sadis di Medan

Kinara: Teman Ayah Ada Datang ke Rumah Malam-malam

Penulis: Jefri Susetio
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kinara, balita usia dua tahun ini satu-satunya korban selamat pembunuhan tapi wajahnya lebam. Kedua orangtuanya, kedua kakaknya, dan satu neneknya tewas dibunuh di rumahnya di Jalan Kayu Putih, Lingkungan XI, Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli, Minggu (9/4/2017). TRIBUN MEDAN/ARRAY A ARGUS

Laporan Wartawan Tribun Medan, Jefri Susetio

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Kinara (4), anak bungsu pasangan Riyanto dan Sri Ariyani mengatakan orang yang terakhir kali berkunjung di kediaman orangtuanya, Sabtu (8/4/2017) malam adalah teman dekat orangtuanya.

Namun, bocah tersebut tidak begitu mengingat identitas tamu yang ada.

"Teman ayah ada datang ke rumah malam-malam," kata Kinara kepada keluarga dan perawat Rumah Sakit Mitra Medica, Jalan Yos Sudarso Medan, Minggu (9/4/2017).

Selain itu, Tribun Medan yang mengikuti keluarga dari rumah duka, hingga menuju ke Rumah Sakit Mitra Medica melihat proses penjagaan begitu ketat.

Pada bagian UGD, beberapa petugas kepolisian berpakaian preman berjaga-jaga.

Tidak hanya itu, dua petugas keamanan Rumah Sakit Mitra Medica juga mondar-mandir di depan rumah sakit.

Keluarga yang datang menjengguk diharuskan bergantian, satu per satu dan didampingi polisi. Bangsal serta ruang Kinara tepat di depan bagian informasi UGD.

Pada sisi depan sebelah kiri ada satu meja dan kursi, di situ terlihat petugas kepolisian berpakaian preman duduk. Bahkan, seorang keluarga juga duduk, tidak jauh dari polisi.

Ketika Tribun Medan di rumah sakit, petugas kepolisian berpakaian preman berseliweran memasuki UGD.

Mereka melihat keadaan Kinara sembari berdiskusi. Bahkan, manajemen RS Mitra Medica juga melarang keluarga mengambil gambar lewat ponsel.

Kinara mengalami luka serius pada bagian mata sebelah kiri bengkak besar, dan bagian kepala yang memar dan bengkak.

Tapi ia sadar, dan bisa diajak berbincang-bincang meskipun selalu merengek kesakitan.

"Memang tidak boleh ambil gambar, dilarang oleh manajemen dan polisi alasan karena privasi. Tadi saya sudah masuk dan melihat kondisinya. Mata kirinya bengkak sekali besarnya, dan kami tadi juga tanya siapa yang datang, jawab anak itu teman ayah," ujar seorang perawat yang meminta identitasnya tidak dipublikasi.

Perawat berbadan gempal itu juga menyampaikan, HB Kinara turun disebabkan pendarahan di bagian mata kiri.

Hingga pukul 16.20 WIB, belum ada pihak yang bertanggungjawab sehingga Kinara masih berada di UGD.

Ia menambahkan, pihak kepolisian berencana merujuk Kinara di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumut.

Bila tidak jadi dirujuk, tim dokter RS Mitra Medica, akan merawat Kinara di ruang ICU agar mendapatkan perawatan intensif.

Jenazah satu keluarga yang dibunuh rencananya akan dimakamkan hari ini, Senin (10/4/2017). Puluhan kerabat tampak menangis sembari memanjatkan doa di hadapan masing-masing jenazah. TRIBUN MEDAN/ARRAY A ARGUS (Tribun Medan/Array A Argus)

Baca: Balita Kinara Ditemukan di Kolong Ranjang, Orangtua dan Dua Kakaknya Tewas Dibunuh

"Untuk keamanan pasien, akhirnya petugas kepolisian merujuk Adek Kinara ke RS Bhayangkara. Baru saja. Kalau dilihat dari lukanya bekas benda tumpul," ujarnya melalui pesan whatsApp, kepada Tribun Medan, Minggu (9/4/2017) pukul 21.00 WIB.

Sedangkan, Yani keluarga yang menunggu di Rumah Sakit Mitra Medica menceritakan, kondisi Kinara cukup parah dan sulit dikenali karena luka pada bagian mata sebelah kiri.

"Kasihan sekali, cukup tragis. Bengkak pada bagian matanya besar sekali, biru besar, kayak bukan Kinara, sulit dikenali," katanya menceritakan kepada keluarga yang datang.

Dia mengungkapkan, Kirana sadar, dan bisa bicara pelan-pelan, kepada keluarga yang datang. Namun butuh istirahat agar cepat pulih dan tenang.

"Dari cerita tadi, dia (Kirana) sembunyi di bawah kolong tempat tidur setelah melihat abang, kakak dan ibunya berdarah. Mungkin setelah digorok itu, meninggal dunia, dia melihat keluarga tidak bergerak, jadi sembunyi," ujarnya sembari meneteskan air mata.

Ia menceritakan, ihwalnya mendapat kabar dari tetangga bahwa keponakannya sudah meninggal dunia karena adanya perampokan dan pembunuhan.

Setelah itu, dia mengajak suaminya menuju kediaman Riyanto dan Sri Ariyani.

Setiba di Jalan Kayu Putih, ratusan warga memadati kediaman keponakannya itu, sehingga berulang kali dia meneteskan air mata hingga terjatuh lemas.

Baca: Riyanto Selalu Menggendong Kinara Sebelum Dia, Istri dan Dua Anaknya Tewas Dibunuh

Bahkan, ia sempat tidak sadarkan diri karena tidak menduga adanya pembunuhan tersebut.

"Saya tahu pukul 12.00 WIB, tetangga rumah bilang, Yan, keponakanmu kabarnya dibunuh, coba lihat sana. Saya heran, antara percaya dan tidak, karena tidak ada yang beritahu. Setiba di sana sudah ramai sekali," katanya.

Usai sadar dari pingsan, beberapa keluarga mengarahkannya menuju RS Mitra Medica karena Kinara sudah dibawa ke rumah sakit.

Oleh sebab itu, dia mengajak suaminya serta beberapa keluarga untuk menunggu di rumah sakit. (tio/tribun-medan.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini