News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Disdik Sulsel Beberkan Sejumlah Kekurangan Kemendikbud Selama Ujian Nasional

Penulis: Fahrizal Syam
Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - Sejumlah siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMAN 4 Medan, Sumatera Utara, Senin (10/4/2017). Berdasarkan data Kemendikbud, jumlah pelajar SMA seluruh Indonesia yang mengikuti UNBK sebanyak 873.043 orang dari 5.900 sekolah selama 10-13 April 2017. TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR

Laporan Wartawan Tribun Timur, Fahrizal Syam

TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Kepala Bidang Sekolah Menengah Dinas Pendidikan Sulsel, Basri, mengakui ada beberapa masalah selama ujian nasional.

Ia mencontohkan pada ujian nasional berbasis kompetensi server lambat diakses, kesalahan soal, dan kesalahan sampul soal pada Ujian Nasional Kertas Pensil (UNKP).

Basri mengatakan untuk server lambat Pusat Penilaian Pendidiakan sebagai badan yang mengurusnya tidak siap mengantisipasi saat pertama siswa mengakses soal.

"Pada saat siswa akan memulai mengerjakan soal, itu lambat sekali soal keluar. Saat dimulai, nomor tes siswa juga lambat keluarnya," kata Basri saat dihubungi Tribun Timur lewat sambungan telepon, Kamis (13/4/2017).

Ia menyarankan pelaksanaan UNBK ke depan, server dibagi ke tiap provinsi di Indonesia.

"Kami sarankan, bagaimana kalau proses login untuk itu disebar di 34 provinsi, jangan terpusat di Kementerian. Kemudian orang Puspen tersebar di 34 provinsi, servernya dibagi, tapi tetap dikawal orang Puspendik sehingga jika ada masalah cepat disampaikan ke pusat," ucap Basri.

Sementara untuk (UNKP yang perlu diantisipasi adalah salah cetak dan salah sampul.

"Ada kejadian, sampulnya mata pelajaran Bahasa Indonesia, tapi isinya Bahasa Inggris. Ini kan yang menentukan tendernya Kementerian, bukan provinsi. Kami hanya bertugas distribusi naskah ke daerah, itu juga baru dibuka hari pertama, bagaimana kami bisa.langsung atasi," keluh dia.

Ia pun menyarankan agar yang melakukan proses itu Dinas Pendidikan Provinsi.

"Pada saat terjadi kesalahan soal, kita kesulitan komunikasi ke percetakan, percetakannya juga kadang acuh, karena yang dia dengar hanya Kementerian yang memerintahkan tender," beber dia.

"Kenapa kami tak dilibatkan di situ. Bayangkan jika ada kejadian misalnya di Luwu Timur, itu bisa jadi masalah besar. Anak-anak kita akan terganggu secara psikologis," tambah Basri.

Ia menganggap secara umum pelaksanaan UN mengalami peningkatan, terutama karena tahun ini UNBK sudah 100 persen untuk tingkat SMK, dan 50 persen untuk SMA.

"Saya kira ini bagian perbaikan. Secara umum pelaksanaannya Sulsel itu siap sekali UNBK tahun ini cuma memang ada kekurangan dari Kementerian. Ini kesalahan teknis, tapi bisa fatal jika tidak ditangani dengan baik," tutup dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini