Lelaki tersebut meninggalkannya tanpa pamit.
Walhasil, Mak Roni mesti banting tulang menghidupi putra pertamanya.
Nenek yang terkadang disapa Mak Onih itu terpaksa memutar otak.
Sampai akhirnya dia berjualan makanan ringan di Desa Banjarwangi, Ciawi, Kabupaten Bogor.
Bukan tanpa perhitungan Mak Roni berjualan di lokasi tersebut.
Kala itu ada sebuah proyek pembangunan sekolah.
Alhasil warung Mak Onih ramai dikunjungi oleh pekerja proyek.
Makanan yang dijual selalu habis.
Warungnya pun menjadi langganan bagi pekerja proyek.
Setelah sekian lama berjualan, ada seorang pekerja asal Cirebon.
Namanya Eno.
Pekerja itu rupanya jatuh hati pada Mak Onih.
Pun Mak Onih yang saat itu berstatus janda satu anak.
Waktu berputar, keduanya menjalin hubungan dekat hingga memutuskan untuk menikah.