Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, MUNA - Meski letaknya berada di ujung Sulawesi Tenggara ternyata masalah kenakalan remaja justru menggelora di Pulau Muna.
Disana kenakalan remaja seperti mabuk-mabukan hingga keributan antar remaja beda desa membuat pihak kepolisian cukup kepayahan untuk mengamankan.
Bukan cuma saling lempar batu, keributan antar remaja di Pulau Muna bahkan sampai membawa beragam senjata tajam seperti parang, panah dan lainnya.
Keributan ini banyak dikeluhkan warga bahkan di beberapa kesempatan warga tidak berani keluar malam lantaran takut menjadi korban keributan.
Bhabinkamtibmas Polres Muna, Bripka Ilham Jaya membenarkan masalah keributan antar remaja memang kerap terjadi di pulau seluas 2.889 km2 tersebut.
"Potensi gangguan keamanan di Pulau Muna itu kenakalan dan keributan antar remaja. Disini sering sekali ribut antar desa. Bahkan kadang yang ribut anak-anak, lalu orang tua mereka juga ikut ribut," terang Ilham saat ditemui di Pulau Muna, Rabu (17/5/2017).
Ilham yang juga putra daerah Pulau Muna ini menjelaskan latar belakang keributan antar remaja di sana ialah karena banyak anak yang putus sekolah dan tidak memiliki pekerjaan.
Guna mengantisipasi keributan, Ilham melatih keterampilan anak-anak putus sekolah di Pulau Muna.
Termasuk juga menyalurkan mereka untuk mendapat pekerjaan baik sebagai buruh maupun tukang bangunan.
"Penyebab kenakalan remaja itu karena kurangnya pendidikan anak-anak disini, banyak yang putus sekolah. Mereka juga kan mencari jati diri. Untuk meredam ini, saya mengalihkan mereka dengan membuat galeri seni," tambahnya.
Terpisah, Kapolres Muna, AKBP Agung Ramos P Sinaga membenarkan seringnya terjadi keributan antar remaja di Pulau Muna.
Menurut Agung, itu semua dipicu karena para remaja sering mengkonsumsi minuman keras. Terlebih lagi di Pulau Munas, miras seperti tuak dari air nira atau pohon aren biasa dibuat dan banyak diproduksi secara rumahan.
"Kenakalan remaja itu terjadi karena mengkonsumsi minuman keras tradisional seperti arak. Kami akan perketat terus razia minuman keras. Kalau ada remaja yang tertangkap, kami bawa ke Polres untuk dibina. Selain itu kami juga masuk ke sekolah untuk menyampaikan bahaya konsumsi miras," tambah Agung.