TRIBUNNEWS.COM, PALU - Ketua DPW Garda Rajawali Perindo (GRIND) Sulteng, Andri Gultom menyesalkan pernyataan Ketua Umum PB Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Aminudin Maruf yang menyebut tanah tadulako sebagai pusat radikal Islam dan pusat gerakan menentang NKRI.
Apalagi, kata pria kelahiran Kota Palu itu, pernyataan tersebut disampaikan di dalam forum resmi, yakni pada pembukaan Kongres PMII XIX di Kota Palu, yang juga dihadiri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan sejumlah menteri.
“Saya sangat menyesalkan pernyataan ketum PMII itu, yang seharusnya gunakanlah kalimat-kalimat yang beradab, bukannya bahasa yang menjustifikasi daerah kita ini sebagai daerah radikalisme,” ungkap Andri Gultom.
Penggunaan kalimat tanah tadulako sebagai pusat radikalisme Islam cenderung mendiskreditkan masyarakat dan daerah setempat, sehingga tidak pantas disampaikan seorang ketum PMII.
“Sebenarnya kami sangat mengapresiasi pelaksanaan Kongres PMII XIX di Kota Palu, dengan harapan dapat mengangkat citra positif daerah Sulteng. Tapi sangat disayangkan karena muncul statemen yang bikin kami tersinggung,” tuturnya.
Diharapkan Andri Gultom, Ketua PMII segera meminta maaf kepada masyarakat Sulawesi Tengah atas statmen yang dia sampaikan.