TRIBUNNEWS.COM, UNGARAN - Keluarga besar Nahdlatul Ulama kembali berduka. Pengasuh Pondok Pesantren Edi Mancoro, Gedangan, Tuntang, Kabupaten Semarang KH Mahfudz Ridwan LC meninggal dunia, Minggu (28/5/2017) siang.
"Telah berpulang ke Rahmatullah ayahanda KH Mahfud Ridwan (Pengasuh PP Edi Mancoro Tuntang Kab. Semarang, Musytasyar PBNU) siang ini pukul 14.45. Semoga beliau khusnul khotimah lahul Fatihah (M Hanif Ridwan)," demikian bunyi pesan berantai ke sejumlah warga NU sepanjang Minggu sore ini.
Adapun Muhammad Hanif Ridwan atau Gus Hanif adalah salah satu putra dari KH Mahfudz Ridwan LC. Namun, nomor ponselnya tidak bisa dihubungi hingga Minggu pukul 21.30.
Dilansir Kompas.com, saat kabar ini dikonfirmasi ke nomor telepon Ponpes Edi Mancoro dan tersambung dengan salah satu menantu KH Mahfudz Ridwan LC, yakni Sari Kumala Ayu, yang membenarkan kabar duka tersebut.
"Benar, abah meninggal di RSUD Salatiga pukul 14.45," kata Ayu, melalui sambungan telepon, Minggu malam.
Menurut Ayu, Kiai Mahfudz, panggilan akrab KH Mahfudz Ridwan, dirawat di RSUD Salatiga karena menderita sakit stroke.
"Beliau sudah 13 hari masuk rumah sakit," kata dia. Rencananya, pemakaman Kiai Mahfudz akan dilakukan Senin (29/5/2017) pukul 14.00 di pemakaman keluarga Kompleks Ponpes Edi Mancoro, Desa Gedangan, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.
Di kalangan NU, Kiai Mahfudz termasuk kiai yang dihormati lantaran ajaran beliau yang welas asih.
Berdasarkan struktur kepengurusan PBNU masa khidmat 2015-2020, KH Mahfudz Ridwan LC masuk dalam jajaran Mustasyar (dewan penasihat) bersama kiai-kiai lainnya, seperti KH Maemun Zubaer dan KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus).
Ponpes Edi Mancoro yang beliau asuh menjadi salah satu rujukan ajaran Islam Nusantara yang menghormati pluralisme.
Tercatat, Presiden Joko Widodo hingga Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik pernah bertandang dan bertemu dengan beliau di Ponpes Edi Mancoro ini.
Berita Ini Dipublish di Kompas.com berjudul : Mustasyar PBNU KH Mahfudz Ridwan Meninggal Dunia
Kontributor Kompas.com di Ungaran/Syahrul Munir