News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pesta Syahwat Kaum Gay di Semarang Pakai Striptis Tapi Lebih Privat

Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapolres Jakarta Utara Kombes Dwiyono bersama jajarannya memegang barang bukti penggerebekan tempat fitnes yang disinyalir sebagai tempat prostitusi gay saat ditunjukan kepada wartawan di Mapolres Jakarta Utara, Senin (22/05/2017). Sebanyak 141 orang yang mengikuti pesta seks kaum gay tersebut diamankan oleh pihak kepolisian Jakarta Utara. Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - "Janggal." Kata itu keluar dari mulut JS, gay Kota Semarang, menanggapi penggerebekkan pesta gay di Kelapa Gading, Jakarta Utara,

Ia mengatakan tidak mungkin 140 gay lebih ditemukan dalam sebuah pesta secara bersamaan. Apalagi beredar foto kejadian di berbagai media sosial.

"Komentar pertama saya harusnya aparat yang menyebar foto itu bisa kena UU ITE tuh," kata JS dengan nada tinggi saat ditemui Tribun Jateng pekan lalu.

Ia mengatakan kalau pun ada pesta gay tidak mungkin sebanyak itu. Dalam suatu party, pasti ada lokasi untuk berhubungan intim. Tapi biasanya ada di ruangan tertentu. Tidak bersamaan ratusan orang.

JS menyebut seluruh gay yang ditangkap itu ditelanjangi. Hal itu baginya merupakan pembunuhan karakter bagi yang berada di dalam foto.

"Bisa saja yang telanjang itu tidak melakukan hal itu, kemudian tidak semua gay seperti itu. Banyak yang melakukan kegiatan positif kok," kata pria bertubuh atletis tersebut.

JS mulai menyalakan rokok sebelum melanjutkan ceritanya. Setelah beberapa kali mengisap rokok, pria berkacamata itu kembali bercerita. Kali ini tentang pesta gay di Kota Semarang.

Ia menceritakan, pesta gay di Kota Semarang tidak sebesar Kota Jakarta dengan peserta hingga ratusan orang.

Pesta gay atau ia sebut party, diadakan secara privat. Jumlah pesertanya pun sedikit, hanya belasan orang dan paling banyak 20 orang. “Itupun keluar masuk,” cetus dia.

Penyelenggara party pun hanya mengundang orang-orang yang dikenalnya. Pesta banyak dilakukan di hotel atau tempat lain yang memadai. "Aku pernah ikut sekali," kata dia.

Ia tidak memungkiri ada party yang menggunakan jasa striptis untuk menghibur. Di setiap pesta juga ada ruangan untuk berhubungan badan. Namun tidak bercampur di lokasi party tersebut.

JS menggambarkan, ilustrasi yang sesuai adalah kejadian penggerebekan di Surabaya. Kejadian itu mirip dengan di Kota Semarang. Hanya bersifat privat dan beberapa orang yang terlibat.

Jemari JS kembali mengambil batang rokok kedua. Kali ini, ia langsung melanjutkan ceritanya.

"Kalau saya bilang, kejadian di Jakarta itu termasuk apes. Mungkin sesajennya kurang. Tapi kalau mau buka-bukaan, aparat juga ada yang gay kok, bahkan ada anggota dewan juga lho," tuturnya lalu tertawa.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini