Laporan Wartawan Bangka Pos, Fery Laskari
TRIBUNNEWS.COM, BANGKA - Saat kapal mulai tenggelam, nahkoda hingga anak buah kapal (ABK) menyelamatkan diri masing-masing.
Mereka terbagi dua kelompok mengapung di permukaan laut.
Dalam suasana langit terbilang masih gelap, nahkoda dan ABK kapal naas ini bertahan hidup, walau tubuh mereka terus dihantam gelombang.
Komandan Pangkalan Laut TNI AL (Danlanal Babel), Letkol Laut (P) Iwan Kuswanto kepada Bangka Pos Group di Kantor TNI AL Tamansari Sungailiat, Selasa (30/5/2017) mengutip cerita kelam dari para ABK yang selamat dari maut.
"Menurut ketrerangan KKM (Kepala Kamar Mesin), KLM Surya Mentari II, Tarjono bahwa, setelah kapal tenggelam, seluruh ABK menyelamatkan diri masing-masing. Enam ABK dalam satu rombongan (termasuk KKM, Tarjono), tetapi narkoda kapal dan koki kapal, terpisah," kata Danlanal mengutip keterangan dari korban selamat, Tarjono.
Setelah enam jam terombang-ambing di tengah laut, sejak pukul 05.00 WIB hingga Pukul 11.00 WIB, Jumat (26/5/2017), keenam ABK ini terdampar di Pulau Saya Dabo Singkep Riau.
"Jumat Anggal 26 Mei 3017 sekitar pukul 11.00 WIB, enam ABK terdampar di Pulau Saya (Pulau Kecil) Dabo Singkep Riau, dan bermalam di pulau itu," katanya.
Keesokan hari, Sabtu (27/5/2017) sekitar pukul 18.30 WIB, datanglah kapal nelayan (KM Nusanti) dinahkodai Abdul yang kebetulan sedang berlindung di pulau yang sama.
"Enam ABK ini pun menumpang bermalam di kapal nelayan tadi, dan dibawa ke Sungsang (Sumsel). Enam ABK tiba di Sungsang, Senin (29/5/2017) pukul 10.30 WIB," katanya.
Setelah sampai di Sungsang Propinsi Sumsel, satu dari enam ABK. menggunakan alat telekomunikasi menghubungi pemilik kapal Budiman alias Ahaw di Pangkalbalam Pangkalpinang Babel.
"Dan Senin Tanggal 29 Mei 2017 pukul 16.00 WIB, enam ABK yang selamat ini berangkat dari Pelabuhan Tanjung Si Api-Api Sumsel tujuan Muntok menggunakan Kapal Feri. Mereka tiba di Pangkalpinang pukul 21.00 WIB, bertemu Ahaw," katanya.