Laporan Wartawan Tribun Jateng, M Nur Huda
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pernah mendapatkan nilai C pada mata kuliah P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila).
Hal itu terungkap ketika ia menjadi salah satu narasumber dalam bincang bareng usai nonton film Pantja Sila di Kampus Universitas Negeri Semarang, Kamis (1/6/2017).
Semasa kuliah Ganjar pernah mengikuti pendidikan mata kuliah P4 selama 100 jam. Meski sudah mengikuti selama itu ia masih memperoleh nilai C. Masalahnya hanya karena ia bermaksud bertanya balik pada si pengajar.
"Saya bingung waktu itu, lalu bertanya, mengapa kita harus melakukan nilai-nilai seperti yang bapak omongkan tapi bapak sendiri tidak seperti itu? Karena saya pikir kita butuh keteladanan, tapi saya dimarahi karena bertanya, lalu dapat C dan harus ikut mata kuliah lanjutan," kata Ganjar.
Dalam bincang tersebut, Ganjar mengapresiasi film Pantja Sila. Film ini menurut Ganjar termasuk film yang sangat serius, pasalnya selama 1,5 jam hanya berisi pidato Soekarno pada sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK).
Meski film ini tidak termasuk genre populer, namun ia menilai film ini dibutuhkan oleh masyarakat. Sebab mampu mengungkap dan menjelaskan secara utuh titik tolak pemikiran Sukarno ketika mencetuskan Pancasila sebagai dasar negara.
Karena seperti diceritakan dalam prolog film ini, belum ditemukan foto ataupun video sidang BPUPK dan saat Soekarno berpidato mencetuskan Pancasila. Film ini seperti reka ulang peristiwa kelahiran Pancasila berdasarkan riset yang komprehensif.
"Film sebagai metode pendidikan yang efektif," ujar dia.
Politikus PDI Perjuangan ini, berharap pada para mahasiswa dan pemuda di Indonesia untuk mengamalkan Pancasila dengan menjadi mata, telinga, dan otot Negara.
Pemuda harus berdiri paling depan dalam mengawasi dan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
"Ketika ideologi bangsa dicabik-cabik dan harus dilawan, maka kita yang bergerak. Sudah tidak zaman sing waras ngalah, sing waras tidak boleh diam, sing waras harus bergerak," tegas dia.
Salah satu aktor film Pantja Sila, Teuku Rifnu Wikana, yang memandu acara bincang mengaku banyak kesan diperoleh ketika mengikuti proses pembuatan film ini. Ia mengaku kagum sosok Soekarno.
"Tahun segitu beliau menguasai banyak bahasa, pemahaman ideologi berbagai bangsa, dan pengetahuan bernegara yang luar biasa," ujar Wikana.
Pantja Sila merupakan film dokumenter tentang kelahiran Pancasila yang disutradarai Tino Saroengallo dan Tyo Pakusadewo. Sosok Sukarno diperankan oleh Tyo Pakusadewo.