Laporan Wartawan Tribun Jogja, Rento Ari Nugroho
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Stasiun memiliki masjid atau musala itu biasa, namun apa jadinya bila ada masjid yang bagaikan stasiun?
Itulah yang ditampilkan oleh Masjid Al-Ikhlas Patukan di Patukan, Gamping, Sleman. Memeriahkan Ramadan, Masjid ini dihias layaknya stasiun.
Ketika jam menunjukkan pukul empat sore, menara masjid mengumandangkan sesuatu yang berbeda.
Nada melodi seperti yang diperdengarkan di stasiun kereta api lantang keluar dari pengeras suara masjid. Tidak lama kemudian terdengar pengumuman.
"Mohon perhatian, sesaat lagi pasar peron masjid Al Ikhlas Patukan segera dimulai. Bagi para penumpang yang sudah memiliki tiket diharapkan segera berkumpul," demikian pengumuman tersebut berbunyi.
Anak-anak dari sekeliling masjid pun tidak lama kemudian berdatangan.
Sebelum kegiatan TPA, mereka menyempatkan diri bermain-main di lokomotif uap yang terbuat dari kayu yang ada di halaman masjid.
Takmir masjid Al-Ikhlas, Riza Purnawan mengatakan, masjid Al-Ikhlas memang memiliki cara unik untuk memeriahkan Ramadan. Hal ini sudah berlangsung selama 7 tahun.
"Namun baru dua tahun belakangan ini benar-benar fokus dihias seperti stasiun. Selain nada untuk memanggil jemaah, ada pula model lokomotif uap di halaman masjid. Rencananya loko itu akan dipakai untuk takbir nantinya," kata Riza.
Keunikan masjid ini juga berkesan untuk seorang warga, Istanto. Pria asal Moyudan ini mengaku, ia terkesan dengan cara takmir untuk memeriahkan Ramadan.
"Dengan cara seperti ini, anak-anak jadi suka. Masjid dan kegiatannya bisa semakin ramai," katanya.
Tidak hanya nada dan lokomotif, masjid juga dihias dengan berbagai benda layaknya stasiun. Mulai dari gerbang boarding, hingga papan pengumuman.