Laporan Wartawan Tribun Medan Array A Argus
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Suasana tenang Mapolsekta Percut Seituan di Jl Letda Sudjono, Medan Tembung mendadak riuh.
Beberapa petugas yang tadinya tengah duduk di ruang piket penjagaan mendadak berlarian ke halaman depan, karena tiba-tiba saja kantor mereka dikepung puluhan ibu-ibu rumahtangga yang membawa berbagai poster berisi kecaman.
Saat tiba di halaman Polsketa Percut Seituan, puluhan ibu-ibu ini awalnya meminta agar Kapolsek menemui mereka.
Mereka ingin menyampaikan keluhan langsung kepada Kompol P Hutahean, selaku pimpinan tertinggi di Polsek.
"Kami datang kemari minta sama Kapolsek agar menangkap empat orang laki-laki yang sering buat onar di kampung kami. Empat laki-laki itu dipimpin oleh BY, dan sering membawa senjata tajam untuk menakuti kami," kata pendemo sembari mengangkat poster berisi kecaman, Sabtu (3/6/2017) sore.
Menurut salah seorang warga, pengancaman ini berawal pada Rabu (31/5/2017) lalu dimana BY menodongkan senapan anginnya kepada petugas ronda.
Kala itu, petugas ronda meminta BY dan ketiga rekannya pulang, lantaran lingkungan mereka di Dusun V, Desa Cinta Dame, Kecamatan Percut Seituan sudah sepi.
"Kami kan tiap malam di lingkungan ada ronda. Tiba-tiba dia muncul sama tiga kawannya bawa senapan angin dan parang. Tentu, sebagai petugas ronda, dinasehati lah," ungkap salah satu warga yang enggan menyebutkan namanya.
Tidak terima, BY mengamuk.
Salah seorang rekannya yang tengah mabuk lantas melempar botol minuman ke arah petugas ronda bernama Tumpal Luster Purba (30).
"Sempat dilerailah cekcok waktu itu sama pak Sulen Sihombing selaku Kepala Dusun. Tapi dia kembali buat onar dan meresahkan kami," kata warga.
Kasus pengancaman yang dilakukan BY sudah dilaporkan ke Polsketa Percut Seituan pascakejadian.
Untuk itu, kaum ibu sengaja datang ramai-ramai ke Polsek agar polisi segera bertindak cepat sebelum jatuh korban. (Ray/tribun-medan.com)