Laporan Wartawan Tribun Jatim, Januar Adi Sagita
TRIBUNNEWS.COM - Suka berswafoto atau selfie? Sejak beberapa tahun terakhir foto selfie memang semakin digemari siapa pun: tua muda, wanita pria.
Selain untuk mengabadikan momen-momen berharga, karena tidak ribet atau repot. Swafoto tidak membutuhkan orang lain sebagai fotografer karena kita bisa lakukan sendiri.
Semua itu tentu berkat perkembangan teknologi kamera yang semakin pesat. Kini kamera menjadi fitur utama yang sudah menempel di ponsel pintar yang resolusinya tak kalah dari kamera konvensional.
Namun, pernakah anda melihat atau memperhatikan foto orang-orang zaman dahulu yang masih hitam putih? Dari sekian foto tersebut terdapat sejumlah kesamaan.
Kesamaan yang paling menonjol adalah jarang sekali, bahkan bisa saja tidak ada orang yang tersenyum saat mereka sedang dipotret dalam satu frame.
Rata-rata mereka yang berada di dalam potret tersebut selalu dalam mimik yang serius. Tidak ada senyuman, dan keceriaan sama sekali tergambar.
Bukan tanpa alasan mereka tak mengumbang senyum. Terdapat beberapa hal yang menyebabkan mereka melakukan hal itu.
1. Etika
Alasan yang pertama adalah persoalan etika. Orang zaman dahulu, khususnya para bangsawan, menganggap memperlihatkan gigi saat difoto merupakan hal tidak sopan.
Mereka menilai orang yang tersenyum pada saat difoto adalah konyol dan bodoh. Terlebih senyuman semacam itu hanya pantas dilakukan mereka yang tidak berpendidikan dan miskin.
2. Proses Ribet
Masyarakat zaman dahulu melakukan sesi pemotretan hanya pada momen-moment tertentu. Sehingga, proses itu dilakukan saat bersama banyak orang.
Oleh karena itu, mereka pun menganggap proses semacam itu sebagai sesuatu yang ribet. Akhirnya, mereka pun malas untuk tersenyum atau tertawa saat berfoto.