TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG--Usai membunuh Catarina, Asworo mengatakan sempat pulang ke mess-nya dahulu di Jalan Bangau No 54 A, Ilir Timur II, Palembang, untuk mengambil beberapa barang miliknya, Minggu (7/5/2017).
Kemudian ia mencuci mobil sewaan itu untuk menghilangkan bercak darah yang membanjiri jok mobil.
"Saya ambil kamera dari mess dan langsung kembalikan mobil yang sudah dicuci," ucapnya.
Diketahui pukul 09.00 pagi pad Minggu (7/5) itu juga, Asworo sempat hendak menjual kameranya, Canon 600D dengan harga Rp 5,5 juta kepada temannya.
Namun karena belum berminat, dia pun hanya berpesan jika ada yang mau membeli kamera itu bisa menghubunginya.
Kapolda Sumsel, Irjen Pol Drs Agung Budi Maryoto MSi (kedua dari kiri), akhirnya menghadirkan Martinus Asworo (kanan) ke hadapan awak media, bertempat di Mapolda Sumsel, Rabu (14/7/2017).
Tak ingin membuang waktu, Asworo langsung tancap gas menuju ke Indralaya, Ogan Ilir dengan tunggangannya motor Supra X tahun 2011.
"Saya lari ke Indralaya dulu, motor itu saya jual di dekat SMAN 1 Indralaya. Harganya laku Rp 6,5 juta," ungkapnya.
Menurutnya uang penjualan itu ditransfer ke rekening Mandiri milik Wiwit.
Setelah itu, dia langsung menuju ke Lampung dengan menggunakan travel.
Dia menyadari menjadi buronan polisi saat mayat Wiwit teridentifikasi pada 14 Mei lalu.
Tiga hari sebelumnya (11/5/2017), Wiwit temukan tanpa identitas di semak belukar di lorong Jalan Sungai Sedapat RT 41/8 Kelurahan Sukajaya Kecamatan Sukarami Palembang.
"Selama di Lampung, saya pindah-pindah tempat sebanyak tiga kali. Nginap di kosan dan sempat juga menginap di hotel," ucapnya.