Baca: Teka-Teki Motif Asworo Membunuh Calon Istrinya: Antara Harta dan Malu
Di hari yang sama Asworo berniat menjual kameranya, Canon 600D seharga Rp 5,5 juta kepada temannya.
Lantaran belum berminat ia berpesan kepada temannya jika ada yang membeli untuk segera menghubungi nomor teleponnya.
Tak ingin membuang waktu Asworo tancap gas menuju Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, mengendarai motor miliknya Supra X 2011. Di sini ia menjual motornya di dekat SMAN 1 Indralaya.
"Harganya laku Rp 6,5 juta," ungkap Asworo.
Uang penjualan motor ia transfer ke rekening Mandiri milik Wiwid yang sudah dikuasainya. Usai membunuhnya, sejumlah barang berharga korban Asworo ambil satu di antaranya kartu ATM.
Setelah itu ia berangkat ke Lampung menggunakan travel. Asworo menyadari polisi memburunya setelah jasad Wiwid dapat teridentifikasi pada 14 Mei.
Sebelum ke Indralaya, Asworo sempat menuju Pasar 16 Ilir untuk menjual kalung emas Wiwid.
Ia mengaku mentransfer uang hasil penjualan motor ke rekening Mandiri milik Wiwid karena lupa nomor rekening miliknya.
Di Lampung Asworo sempat dua kali pindah kamar kos dan satu kali menginap di hotel. Agar masyarakat tak curiga ia kerap memakai masker setiap ke luar kosan untuk ke warnet atau membeli makanan.
"Saya pura-pura lagi batuk atau lagi pilek," ucap dia.
Ia digerebek di kosannya seorang diri dan ditemukan juga pisau yang disebutnya untuk memasak, bukan untuk berbuat kejahatan.
Asworo membantah ditangkap bersama seorang perempuan yang diduga pacar barunya. "Tidak benar itu, saya sendirian," kata Asworo dan dibenarkan Kasubdit III Jatanras Polda Sumsel, AKBP Erlin Tangjaya.
Nada berbicara Asworo lalu mendatar ketika mengakui dirinya menyesal telah membunuh Wiwid, tapi ia tak punya itikad baik karena tak menyerahkan diri ke polisi.
"Pastinya menyesal," ujar Asworo singkat.