Laporan Wartawan Tribun Timur, Muh Azis Albar
TRIBUNNEWS.COM, ENREKANG - Kelahiran 'bayi ajaib' dari rahim seorang Utje Ramadani (19), warga Dusun Penja, Desa Karuen, Kecamatan Enrekang, diselimuti kejanggalan.
Keluarga mengklaim Utje masih gadis dan belum sama sekali berhubungan badan dengan pria mana pun. Hanya tiga jam saja bayi ada dalam rahimny sebelum lahir.
Kejanggalan lainnya, ayah Utje lebih dominan menjawab ketika tim Puskesmas Enrekang datang ke rumah untuk bertanya proses Utje melahirkan bayinya.
Baca: Bupati Enrekang Ragukan Gadis Lahirkan Bayi Hanya Tiga Jam di Kandungan
Baca: Polisi Jaga Rumah Ibu dan Bayi Terlahir Ajaib di Enrekang
Baca: Aneh, Ibu Bayi Ajaib Kerasukan Tiap Ditanya Proses Persalinan
"Pihak keluarga sangat tertutup dan jawaban yang diberikan tidak begitu jelas dan kadang mengambang," kata Kepala Puskesmas Enrekang, drg Sri Siswati Zaenal kepada TribunEnrekang.com, Minggu (2/7/2017).
Utje kepada tim mengaku pernah berat badannya naik dari 42 kilogram ke 47 kilogram. Ia tak memberikan informasi yang jelas kapan berat badannya naik.
Tim berusaha memberi vaksin Hepatitis B Nol (HB 0) dan vitamin K, namun ayah Utje menolak dengan alasan cucunya itu anak ajaib. Sehingga vaksin dan vitamin tak diperlukam.
Menyikapi hal tersebut tim dari Puskesmas Enrekang membuat pernyataan tertulis bahwa orangtua menolak anaknya diberi vaksin.
"Ini sebagai bukti bagi kami telah melaksanakan protap," Sri menambahkan.
Sri menegaskan tidak ada tanda-tanda bayi dari rahim Utje lahir prematur. Sesuai pemeriksaan fisik, payudara ibu si bayi sudah mulai padat, ada stretch mark di perut dan terdapat darah pada vagina.
"Intinya kami sudah memberikan informasi yang jelas tinggal pihak terkait yang tindak lanjuti," tutur dia.
Dikatakan Sri, pihak kepolisian bisa segera mengambil langkah konkret agar masyarakat bisa mengetahui informasi yang jelas dan faktual soal Utje dan bayi yang oleh sebagian orang dianggap ajaib.