TRIBUNNEWS.COM, PONOROGO - Seorang buruh tani bernama Sampurno (65), warga Dukuh Besuki Lor, Desa Besuki, Kecamatan Sambit, Kabupaten Ponorogo, ditemukan tewas gantung diri di dapur rumahnya, Jumat (7/7/ 2017).
Kakek tersebut diduga bunuh diri akibat depresi setelah berselisih dengan istri keduanya dan sakit diabetes yang tak kunjung sembuh.
"Diperkirakan korban mengalami depresi setelah bertengkar dengan istri keduanya bernama Katin (60). Kondisi itu diperburuk dengan dengan sakit diabetes korban yang tak kunjung sembuh sehingga diduga menjadi penyebab Sampurno bunuh diri," kata Kasubag Humas Polres Ponorogo AKP Sudarmanto, Sabtu (8/7/2017) pagi.
Jasad korban ditemukan anak dan saudaranya setelah masuk ke dalam rumah Sampurno.
Anak-anak korban khawatir karena Sampurno tidak menjawab ketika dipanggil, sementara lampu rumahnya tidak dinyalakan kendati sudah malam hari.
"Sesampainya di dalam rumah, didapati jenazah korban tergantung di kayu blandar dapur," kata Sudarmanto.
Melihat kondisi itu, anak-anak korban melaporkan ke aparat kepolisian terdekat. Hasil pemeriksaan tim medis dan polisi menyebutkan korban murni bunuh diri.
"Saat diperiksa tak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Jadi korban murni bunuh diri. Jenazah sudah diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan," ujar Sudarmanto.
Tak hanya di Ponorogo, kasus bunuh diri juga dilaporkan di Polres Ngawi. Seorang petani bernama Marwan (40), warga Dusun Slumbung, Desa Padas Kecamatan Padas, Kabupaten Ngawi, ditemukan tewas gantung diri di rumahnya, Sabtu ( 8/7/2017) pagi.
"Diduga korban depresi nekat bunuh diri karena sakit menahun yang tak kunjung sembuh," kata Kasubag Humas Polres Ngawi AKP Eko Setyo Martono, Sabtu ( 8/7/2017) pagi.
Jasad korban ditemukan tak bernyawa pertama kali oleh mertuanya bernama Rois saat hendak salat subuh.
Jasad korban ditemukan dalam posisi tergantung di usuk emper samping rumah bagian utara.
Penulis: Kontributor Madiun, Muhlis Al Alawi