Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Terkendala biaya, Lia Novitasari (32) belum bisa membawa pulang bayinya yang terlahir prematur dari Rumah Sakit Hasan Sadikin.
Ia pasrah bayinya harus ditahan di RSHS karena tak punya uang untuk biaya operasi persalinannya tempo hari.
Lia menceritakan kesusahannya ketika ditemui Tribun Jabar di rumahnya di Jalan Leweung Gede, Gang Pancoran RT 06 RW 11, Kelurahan Cibeureum, Cimahi, Kamis (27/7/2017).
Anaknya Terus Dipalak Teman Sekolah, Ibu Ini Datangi Rumah Pelaku tapi Ia Justru Disambut Parang https://t.co/HTNWRhhHKK via @tribunnews
— TRIBUNnews.com (@tribunnews) July 27, 2017
Ayah Buatkan Anaknya Gubuk untuk Bersetubuh dengan Banyak Pria, Ritual Aneh Terungkap! https://t.co/MwkNM1PR3k via @tribunnews
— TRIBUNnews.com (@tribunnews) July 27, 2017
BERITA REKOMENDASIDua Balita Dipamiti Beli Bensin Selama Berjam-jam, Hal Tak Diduga Terjadi Kepada Ibunya https://t.co/KuKWqNy73J via @tribunnews
— TRIBUNnews.com (@tribunnews) July 27, 2017
Untuk bisa membawa pulang bayinya, Lia harus membayar uang sebesar Rp 63 juta sedangkan suaminya seorang tunawicara yang bekerja sebagai tukang ojek.
Anak keduanya, Abian Muhammad Ramdhan, baru lahir dua bulan saat usia kandungan Lia Novitasari berusia tujuh bulan. Bayi berberat sekitar 2 kilogram itu harus menjalani perawatan dalam inkubator.
"Bingung cari biaya sebesar itu sedangkan BPJS 13 bulan belum dibayar. Saya sempat pasrah," ungkap Lia.
Ia mengaku tidak mampu membayar biaya perawatan bayinya yang dirawat di RSHS Bandung. BJPS pun ditolak pihak rumah sakit karena Lia belum bayar selama 13 bulan.
Pihak keluarga sedang berusaha membawa bayi itu ke RSHS dengan menggunakan BPJS. Pemkot Cimahi sudah menyumbangkan Rp 20 juta bagi Lia dan langsung dibayarkan RSHS.
Lia kini masih menanggung utang Rp 43 juta kepada rumah sakit.